Connect with us

Kesehatan

RS Siloam Hospitals Bekasi Timur Sediakan Pelayanan Cepat Atasi Stroke

Published

on

Bekasi, Hariansentana.com – Kejadian Stroke ditengah-tengah masyarakat merupakan suatu kejadian yang harus diberikan tindakan secepat mungkin, dikarenakan serangan Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling sering menjadi penyebab kematian, khususnnya di Indonesia.

Kesadaran akan penyelamatan akan penyakit ini harus ditanamkan seefektif mungkin bagi para medis, terutama rekan-rekan yang berpraktek lebih dekat dengan masyarakat.

Terkait dengan permasalahan tersebut RS Siloam Bekasi Timur memberikan pelayanan ambulan 24 jam, serta Emergency Cal pelayanan Stroke dan sudah bekerjasama dengan hampir semua Privat Insurance dan Government Insurance dan peserta BPJS Kesehatan.

Demikian hal tersebut disampaikan Direktur RS. Siloam Bekasi Timur dr. Ervina, MM, MMRS dalam acara Media Gathering,” Tatalaksana Stroke yang cepat dan akurat” di RS Siloam Hospitals Bekasi Timur Kamis (13/2/2020).

Rumah Sakit Siloam Bekasi Timur memiliki layanan ambulan 24 jam yang dapat digunakan secara gratis untuk warga Bekasi. Disamping itu RS. Siloam Bekasi Timur juga mempunyai Team Emergency dan ambulance service yang memberikan respond dengan cepat sesuai dengan standart Ambulance Siloam dan didukung oleh Tim dokter dan perawat yang selalu siaga untuk bisa menolong Pasien,” tambah dr. Ervina.

Penyakit stroke tak hanya menyerang orang lanjut usia, namun mereka yang di usia muda juga bisa mengalaminya.

Kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau terputus. “Ini merupakan Stroke hemoragik. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat cepat mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen,” kata, dr. Alvin Abrar Harahap dari RS. Siloam Bekasi Timur.

Dalam paparannya dr. Alvin mengungkapkan, Stroke hemoragik merupakan gangguan peredaran darah otak yang bersifat fokal atau global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, dan dapat menyebabkan kematian disebabkan gangguan vaskular.

Untuk mengetahui gejala yang dialami dalam kondisi tersebut bisa dilihat dari 50 persen perdarahan, 70 persen kejang, 15 persen migran dan tidak respon dengan pemberian terapi, defisit neurologik dan gangguan perilaku serta psikiatri.

Berdasarkan informasi pasien terkena penyakit stroke lebih dominan laki-laki dibandingkan perempuan. Prosentasenya, yakni 3:1. Pasalnya, perempuan yang mengalami stroke resiko terjadi pada ibu hamil,” ujarnya.

Untuk pencegahan yang dapat dilakukan oleh pasien yang terkena stroke diantaranya, berhenti merokok, diet sehat, kontrol kadar kolesterol, meningkatkan aktivitas fisik, kontrol tekanan darah hindari alkohol, kontrol kadar gula darah, dan konsumsi obat-obatan yang sesuai untuk mengontrol penyakit yang menjadi faktor resiko,” jelas dr Alvin.

Gejala yang muncul karena serangan stroke hemoragik dapat berbeda-beda, tergantung seberapa besar jaringan yang terganggu, lokasi, serta tingkat keparahan perdarahan yang terjadi.

Untuk mencegah perkembangan perdarahan yang lebih parah, dokter dapat memberi obat seperti antagonis kalsium. Pengobatan ini bertujuan untuk menjaga tekanan darah tetap rendah agar tidak terjadi perdarahan kembali. Jika pasien mengalami kejang, maka obat antikonvulsan akan diberikan.

Pada penderita perdarahan subarachnoid, dapat dilakukan pemasangan selang dalam otak untuk mengeluarkan cairan serebrospinal. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mencegah hidrosefalus.

Untuk kasus stroke hemoragik yang sangat parah, dibutuhkan tindakan operasi guna memperbaiki pembuluh darah dan menghentikan perdarahan, terutama jika stroke terjadi karena malformasi (kelainan) arteri-vena. Namun demikian, tindakan ini perlu diperhitungkan baik-baik karena operasi sendiri dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut,” papar dr. Alvin.

Sementara dr. Rezy Sesareza., Sp.N, menjelaskan bahwa, Stroke adalah “Keadaan Darurat yang butuh Tindakan Cepat”. Apabila Pasien yang terserang Stroke bisa mendapatkan bantuan Medis dalam Golden Period untuk mengevaluasi dan mengobati stroke akut, maka diharapkan Pasien akan punya harapan pulih yang lebih tinggi,” tegasnya.

Dikatakannya, salah satu terapi yang bisa membatu menyelamatkan Pasien dari serangan Stroke adalah Terapi Trombolitik. Terapi trombolitik adalah satu-satunya pengobatan darurat untuk melarutkan gumpalan darah yang terbentuk di arteri yang memberi makan jantung dan otak, yang merupakan penyebab utama serangan jantung dan stroke iskemik.

Terapi ini sering digunakan sebagai pengobatan darurat untuk melarutkan gumpalan darah yang terbentuk di arteri yang memberi makan jantung dan otak, yang merupakan penyebab utama serangan jantung dan stroke iskemik.

Maka dari itu dr. Rezy berharap bagi semua orang yang menyadari adanya Serangan Stroke pada orang sekitar, harap kiranya bisa membantu secepat mungkin Pasien menerima bantuan Medis dengan harapan pemulihan yang lebih cepat,” harapnya.

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kesehatan

Dr. Joy dari RS Mandaya Mendapat Rekor MURI “Lulus S3 Kedokteran Tercepat”

Published

on

 
Jakarta, Hariansentana.com –– Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menganugerahkan gelar “Dokter yang Lulus S3 Kedokteran Tercepat” kepada dokter bedah saraf yang berpraktek di Mandaya Royal Hospital Puri, yaitu Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS (K), Subsp.N.Vas., PhD, FICS atau yang akrab disapa Dr. Joy.

Pada acara penganugerahan MURI di Mandaya Royal Hospital Puri pada Rabu (16/4), beberapa profesor dan guru besar memberikan ucapan selamat kepada Dr. Joy, seperti Prof. dr. Ahmad Faried, PhD., Sp.BS (K)., FICS selaku Ketua Program Studi Ilmu Bedah Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS (K) yang merupakan guru besar ahli bedah saraf di Indonesia.

Dr. Joy lulus S3 kedokteran dari University of Helsinki, Finlandia hanya dalam waktu 18 bulan 12 hari saja. Ini memecahkan rekor MURI yang sebelumnya dipegang oleh dr. Yanuar Ardani, yang lulus S3 kedokteran dalam waktu 21 bulan 19 hari. Tercatat, University of Helsinki saat ini menempati universitas peringkat 1 di Finlandia dan 117 di dunia.

Selama menempuh pendidikan S3 kedokteran di Finlandia, Dr. Joy menekuni bidang yang mempelajari kelainan pembuluh darah otak yang disebut aneurisma otak yang dapat menyebabkan stroke hingga kematian.

Berdasarkan statistik, Finlandia adalah salah satu negara dengan kasus aneurisma otak tertinggi di dunia. Ini menjadi salah satu pertimbangan Dr. Joy untuk mengemban pendidikan aneurisma otak di negara Skandinavia tersebut.
Di universitas yang sama, beliau juga mengambil pendidikan clinical fellowship bedah mikro (microsurgery) dan bedah untuk pembuluh darah otak.

“Di Finlandia, saya mendalami penyakit aneurisma otak. Kenapa di Finlandia? Karena negara ini salah satu negara dengan penyakit aneurisma terbanyak, jadi ilmu tentang aneurisma di sana berkembang pesat,” ucap Dr. Joy.

Alasan lain mengapa Dr. Joy memilih Finlandia sebagai negara tujuannya untuk menuntut ilmu adalah keberadaan Prof. Juha Hernesniemi. Prof. Juha adalah dokter bedah saraf legendaris yang telah menangani lebih dari 16.000 operasi otak.

“Saya berjanji pada Prof. Juha bahwa saya akan belajar dengan baik di Finlandia. Jadi saya akan bawa pulang ilmu ini dan memberikannya kepada masyarakat saya di Indonesia,” lanjut Dr. Joy.

Dr. Joy mendapatkan banyak pengalaman berharga selama menuntut ilmu S3 kedokteran di Finlandia. Beliau berkesempatan untuk belajar secara langsung dari para ahli bedah saraf terkemuka dunia, serta terlibat dalam penelitian-penelitian canggih terkait aneurisma dan tumor otak.

Selain di Finlandia, Dr. Joy juga melanjutkan pendidikan neurointerventional clinical and research di bidang kateterisasi otak, atau biasa disebut tindakan DSA otak, untuk penyakit pembuluh darah otak di Seoul University Hospital, Korea Selatan.

Pencapaian Dr. Joy dalam memecahkan rekor MURI ini mendapatkan tanggapan positif dari Prof. Satyanegara dan Prof. Ahmad.

Prof. Satyanegara mengatakan bahwa RS Mandaya Puri perlu berbangga diri karena memiliki tim neurovaskular yang berprestasi.
“Dengan segala kebanggaan di rumah sakit Mandaya, memiliki tim bedah saraf khusus neurovaskular itu sangat penting sekali. Saat saya belajar bedah saraf tahun 1967, operasi aneurisma itu dianggap sebagai operasi yang paling sulit. Saat itu, saya baru dikasih kesempatan untuk menyentuh aneurisma pada semester akhir,” katanya.

“Tapi hebatnya, Dr. Joy dalam 18 bulan 12 hari sudah menyelesaikan pendidikan doktornya,” ucap Prof. Satyanegara.

Prof. Ahmad juga memberikan tanggapannya terkait pencapaian rekor MURI Dr. Joy. “Dr. Joy keluar dari zona nyamannya untuk sekolah, beliau orangnya persisten, jadi wajar kalau cepat lulus,” katanya.

“Semoga pencapaian ini tidak hanya jadi selebrasi, tapi harus jadi role model dan memberikan manfaat untuk pasien, institusinya, dan yang terpenting stay joy,” pungkasnya.

Berkat ilmu, keahlian, dan juga jam terbang tinggi, Dr. Joy dikenal sebagai salah satu dokter bedah saraf yang telah melakukan operasi tumor otak, DSA, dan penanganan aneurisma otak lebih dari 1.000 pasien selama hidupnya.
Andilnya dalam bidang aneurisma otak di Indonesia juga sangat besar, salah satunya dengan menulis buku “Memahami Aneurisma Otak” dalam dua edisi yang telah membantu banyak pasien, mahasiswa kedokteran, dan tenaga medis untuk lebih memahami kondisi medis tersebut.

Beliau juga seorang dosen tetap yang mengajar di bidang fisiologi dan bedah saraf. Sebagai salah satu dokter bedah saraf dan tumor otak terkemuka di Indonesia, Dr. Joy menjadi salah satu pelopor dan mempopulerkan tindakan Awake Brain Surgery, yaitu proses operasi bedah otak dalam kondisi pasien sadar yang berguna untuk menjaga fungsi motorik, kognitif, dan bahasa. Bahkan, pasien yang menjalani Awake Brain Surgery tidak perlu dirawat di ICU pasca operasi.

Beliau juga aktif melakukan tindakan DSA untuk atasi penyumbatan darah di otak, hingga Microsurgical Clipping & Coiling untuk tangani aneurisma otak atau penggelembungan pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke dan kematian.

Dr. Joy juga bisa melakukan tindakan Endoscopic Endonasal Transphenoidal Surgery (EETS) untuk mengangkat tumor otak lewat hidung, tanpa membuka tempurung kepala.

Beberapa kondisi otak yang bisa ditangani oleh Dr. Joy di antaranya aneurisma otak, tumor/kanker otak, pecah pembuluh darah otak, perdarahan otak, meningioma, schwannoma, sampai adenoma.

Pusat Saraf Komprehensif Mandaya Royal Hospital Puri

RS Mandaya Puri memiliki pusat neurologi atau saraf komprehensif dan bisa menangani penyakit saraf langka. Di dalam pusat ini, terdapat pusat saraf otak dan aneurisma dengan teknologi terkini yang dikepalai oleh Dr. Joy, seperti Digital PET CT Scan, Radioterapi LINAC ELEKTA VERSA HD, intraoperative neuromonitoring (IONM), neuronavigation brain robotic surgery, CT Scan IQon Spectral CT, sampai MR Ingenia Ambition 10 yang meningkatkan angka keberhasilan tindakan operasi otak.

Tidak hanya teknologi yang canggih, pusat saraf Mandaya juga memiliki 13 dokter spesialis dan subspesialis yang menangani berbagai masalah gangguan saraf, seperti Alzheimer, epilepsi, Parkinson, saraf kejepit, myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barre, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), hingga spinal muscular atrophy. Bahkan, pusat saraf Mandaya telah bekerja sama dengan beberapa laboratorium dunia dalam pemeriksaan susunan DNA manusia yang disebut Whole Genome Sequencing (WGS) dan Whole Exome Sequencing (WES).

Terlebih lagi, RS Mandaya Puri memiliki terapi modifikasi darah menggunakan alat apheresis untuk menangani penyakit saraf autoimun, seperti myasthenia gravis dan sindrom Guillain-Barre.

Pada acara penganugerahan MURI ini, RS Mandaya juga menghadirkan paket pemeriksaan otak MRI dan MRA seharga Rp3,8 juta yang sudah termasuk konsultasi dengan Dr. Joy.
Mandaya Royal Hospital Puri berharap prestasi yang diraih oleh Dr. Joy sebagai putra bangsa mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk tetap berobat di dalam negeri karena standar pelayanan, teknologi, dan kedokteran di Indonesia sudah sangat mumpuni dan bahkan bisa bersaing di kancah global. (***)
 

Continue Reading

Kesehatan

DPR Dorong Kemenkes Maksimalkan Layanan Kesehatan untuk Pemudik Lebaran 2025

Published

on

Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menegaskan pentingnya kesiapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan seluruh fasilitas kesehatan dalam memberikan layanan optimal bagi pemudik.

“Mudik Lebaran merupakan momen tahunan yang melibatkan mobilitas jutaan orang, maka, kesiapan layanan kesehatan menjadi aspek krusial dalam menjamin keselamatan dan kesehatan para pemudik,” kata Netty dalam keterangan medianya, Jumat, 28 Maret 2025.

“Setiap tahun, arus mudik selalu menjadi tantangan, baik dari sisi transportasi maupun kesehatan. Kementerian Kesehatan harus bisa memastikan posko kesehatan di titik-titik strategis seperti rest area, terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan dapat beroperasi optimal. Selain itu, rumah sakit dan puskesmas harus siap menghadapi lonjakan pasien akibat kelelahan, dehidrasi, atau kondisi darurat lainnya,” ungkapnya.

Netty juga menekankan pentingnya koordinasi antara Kemenkes, BPJS Kesehatan, dan fasilitas kesehatan agar masyarakat tetap bisa mendapatkan pelayanan medis yang optimal selama perjalanan mudik.

“Kita memerlukan posko kesehatan yang beroperasi dengan tenaga medis siaga 24 jam, penyediaan layanan telemedicine bagi pemudik yang membutuhkan konsultasi medis, serta kesiapan obat dan alat kesehatan untuk menangani kasus darurat seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan kelelahan,” katanya.

Selain itu, Netty meminta pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi kendaraan umum diperketat untuk mencegah kecelakaan akibat kondisi tubuh yang tidak fit. Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat mengenai pola makan sehat, istirahat cukup, serta cara menjaga kebugaran selama perjalanan mudik.

Di sisi lain, Netty juga menyoroti pentingnya pemenuhan hak tenaga kesehatan yang bertugas selama periode mudik. Ia berharap agar Kemenkes dan pemerintah daerah memastikan tenaga kesehatan mendapatkan hak mereka, seperti tunjangan hari raya (THR), insentif tambahan, serta fasilitas kerja yang memadai.

“Tenaga kesehatan adalah garda terdepan dalam memberikan layanan selama mudik. Mereka harus mendapatkan apresiasi yang layak, baik dalam bentuk insentif maupun hak lainnya. Jangan sampai pengorbanan mereka di lapangan tidak dihargai dengan baik,” tegas Netty.

Continue Reading

Kesehatan

Dorong Kesehatan Mental Generasi Muda Demi Indonesia Emas 2045

Published

on

Jakarta – Anggota Komisi IX Netty Prasetiyani Aher menyampaikan bahwa kesehatan mental generasi muda saat ini terancam karena hadirnya standar kebahagiaan dan kesuksesan ala media sosial.

“Generasi muda kita terpapar oleh standar nilai di media sosial yang seringkali tidak relevan dengan kondisi real di lapangan. Anak-anak kita banyak yang tidak sadar bahwa apa yang dipertontonkan oleh para influencer di media sosial sebagiannya hanyalah gimmick untuk menarik viewer,” kata Netty dalam dalam keterangannya, Senin (3/3).

Padahal, kata Netty, generasi muda merupakan faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Generasi Z yang saat ini berusia produktif akan menjadi pemimpin dan penggerak bangsa di masa depan. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi kebijakan, lingkungan sosial, maupun layanan kesehatan mental,” ujarnya.

Menurut Netty, berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, seperti tekanan akademik, persaingan kerja, serta pengaruh media sosial, dapat berdampak pada kesehatan mental mereka.

“Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berpengaruh pada produktivitas dan stabilitas sosial ekonomi bangsa ke depan,” terangnya.

Seminar ini menghadirkan narasumber ahli, antara lain dr. Imran Pambudi, MPHM (Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI), Dr. Irfan Aulia Syaiful, S.Psi., M.Psi., Psikolog (Praktisi Kesehatan Mental), serta Amatullah Basiimah (Deaf Learning Center Ibtisamah), yang membahas berbagai strategi dalam menjaga kesehatan mental generasi muda.

Imran Pambudi menyampaikan hasil penelitian I-NAMHS tentang kesehatan mental generasi muda dimana 34,90% remaja berusia 10 -17 tahun mengalami gangguan jiwa, bahkan 1,40% -nya sampai pada tingkat memiliki pemikiran utk bunuh diri. Sayangnya, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa hanya 2,6% yang mengakses layanan konseling di yankes.

Oleh karena itu, Irfan Aulia sebagai praktisi kesehatan mental meminta generasi muda agar jangan menjadikan konten media sosial sebagai ukuran dalam menilai diri sendiri. “Jika ada tanda-tanda yang mengganggu aktivitas rutin seperti: tidak nafsu makan, sulit bangun tidur padahal tidak begadang, dan lain-lain, jangan konsultasi lewat tiktok atau instagram untuk melabeli diri bipolar atau depresi.
Anda harus datang ke professional untuk mendapatkan diagnosis yang benar,” katanya.

Sementara Amatullah Basiimah sebagai narasumber yang juga penyandang disabilitas (tuna rungu), memaparkan bahwa kesehatan mental disabilitas tergantung pada kemampuannya menerima kondisi diri sendiri dan adanya dukungan keluarga. “Kesehatan mentalnya akan optimal jika memiliki keluarga yang memahami, menerima, mendukung dan mempercayainya dengan penuh cinta sehingga ia mampu menjadi subyek dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya

Oleh karena itu, sebagai anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan, Netty menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada kesehatan mental generasi muda.

“Kita perlu menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak muda agar mereka bisa berkembang dan berkontribusi maksimal bagi bangsa. Salah satunya adalah dengan memperkuat ketahanan keluarga,” ungkap Netty.

“Keluarga harus menjadi tempat seseorang sehat dan bahagia, bukan justru menjadi salah satu penyebab gangguan kesehatan jiwa. Dukungan keluarga amat diperlukan untuk terus membuka akses bagi anak dan remaja yang mengalami masalah gangguan mental agar mendapatkan solusi,” tutupnya.

Continue Reading
Advertisement

Trending