Connect with us

Pendidikan

Dikotomi PTN dan PTS Sudah Nggak Zaman

Published

on

Jakarta, HaruanSentana.com

Pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitondoan yang mengdikotomikan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) dinilai sangat merugikan civitas akademi dan para alumni lulusan perguruan tinggi swasta.  Pernyataan yang cukup tendensius itu akhirnya memicu reaksi keras alumni sejumlah perguruan tinggi swasta di tanah air.

Menurut salah satu alumni Universitas Trisakti, Mamit Setiawan, pernyataan Jansen itu sangat tidak sejalan dengan apa yang pernah dilakukan pemerintah yang sudah sejak lama mendorong agar tidak ada lagi dikotomi antara PTN dan PTS.

“Sangat disayangkan pernyataan dari seorang politikus muda yang secara tidak langsung telah melukai dan merendahkan civitas akademi serta para alumni Perguruan Tinggi Swasta. Harusnya jangan sampai ada pernyataan  seperti itu mengenai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta,” kata Mamit dalam pesan singkatnya yang diterima HarianSentana.com di Jakarta, Senin (23/12) pagi.

Menurut dia, sebagai seorang politikus dan juga orang terdidik, pernyataan tersebut sangat tidak layak diucapak oleh Jansen,.

“Kami yakin Perguruan Tinggi yang terbaik bukan hanya perguruan tinggi negeri saja, karena perguruan tinggi swasata juga dapat melahirkan lulusan-lulusan terbaik dan  saat ini sudah banyak yang memberikan kontribusi yang baik kepada kemajuan bangsa Indonesia sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Bahkan banyak lulusan perguruan tinggi swasta yang keberhasilannya diakui oleh dunia luar,” papar Mamit dengan semangat.

Hal senada juga disampaikan alumni Universitas Tarumanegara,  Ary Yudianto. Menurut dia, seorang Jansen Sitondoan dengan segala kapasitasnya seharusnya tidak elok mengdikotomikan antara kampus negeri dengan swasta. “Terus terang saya sebagai alumnus kampus swasta dan mungkin banyak juga temen-teman lulusan kampus swasta di luar sana yang geram atas statementnya Jansen itu,” tukasnya.

Menurut dia, yang seharusnya dilihat adalah bagaimana lulusan-lulusan kampus negeri maupun swasta itu menghasilkan karya-karya nyata terhadap bangsa dan negara dalam setiap hal yang dilakukannya. “Dan mnurut saya seharusnya Jansen fokus membahas yang berkaitan dengan substansi persoalan yang diperdebatkan saja, jangan melebar kemana-mans,” pungkas Ary.

Kembali ke Mamit, ia mengancam akan menuntut Jansen Sitindoan agar melakukan peremintaan maaf dan mencabut statementnya tersebut karena telah melukai perasaan  dan merendahkan civitas akademi dan para alumni perguruan tinggi swasta. “Jika tidak mencabut pernyataan tersebut, maka kami tidak akan segan-segan melakukan somasi dan aksi kepada saudara Janson,” tutupnya.

Sementsra Asep, alumni PTiQ Jakarta bahkan memberi waktu 1×24 jam kepada Jansen untuk meminta maaf kepada civitas akademika kampus swasta yang di dalamnya juga terdapat banyak ilmuwan. “Jika yang bersangkutan tidak menyampaikan permintaan maaf maka kami akan serahkan kepada aparat berwajib untuk memprosesnya, Kami menyampaikan laporan polisi (LP),” tegas Asep.
“Pernyataan Jansen tersebut membuat dirinya terkesan sombong, karena dengan  kesombongannya sudah merendahkan bahkan menghina para ilmuwan dari kampus swasta,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Jansesn Sitindaon saat merespons pernyataan politikus Partai Golkar Maman Abdurahman di sebuah media online nasional justru membawa-bawa dikotomi PTN dan PTS.
“Terkait Jiwasraya, kalau memang Maman ini merasa IQ-nya tinggi, walau saya tahu dia kuliah di kampus swasta, jauh lebih baik sayalah yang kuliah di universitas negeri ternama. Silakan saja dia tunjukkan data ketika Jiwasraya ini diserahkan dari pemerintahan SBY ke pemerintahan Jokowi, dia dalam posisi sakit parah?” sebut Jansen saat itu.(sl)

Penulis: Syarief Lussy

 

 

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pendidikan

Sekolah Rakyat, Hadirkan Harapan Baru Bagi Anak Bangsa

Published

on

By

JAKARTA, HARIANSENTANA.COM – Pemerintah Indonesia melalui inisiatif Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program Sekolah Rakyat, sebuah langkah monumental dalam upaya pemerataan pendidikan di seluruh penjuru Tanah Air. Program ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas, khususnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, wilayah terpencil dan kelompok marginal yang selama ini masih menghadapi banyak kendala dalam mengakses pendidikan layak.

Sekolah Rakyat dirancang bukan sekadar sebagai lembaga pendidikan formal, tetapi sebagai pusat pembinaan karakter, pembentukan kecakapan hidup dan penguatan semangat kebangsaan. Dengan mengusung konsep berasrama, didukung oleh fasilitas lengkap serta tenaga pengajar profesional dan berdedikasi tinggi, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi titik balik dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, terutama dari kalangan yang selama ini kurang terjangkau oleh sistem pendidikan formal konvensional.

Hal ini disampaikan oleh Dodi Mawardi, Direktur Sekolah Alam Cikeas melalui keterangannya, dalam sesi testimoni bertema “Sekolah Rakyat Hadirkan Harapan Baru Bagi Anak Bangsa”, Rabu (17/9).

Dodi Mawardi, Direktur Sekolah Alam Cikeas. (Foto Ist).

Menurutnya, program ini merupakan inovasi yang sangat relevan dan penting untuk menjawab persoalan klasik pendidikan di Indonesi, yakni kesenjangan akses dan kualitas antarwilayah serta antar kelompok masyarakat. “Mendirikan sekolah berkualitas itu bukanlah hal mudah. Sekolah Rakyat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang setara bagi semua anak bangsa. Dengan guru-guru yang berkualitas, sarana yang memadai dan pendekatan pendidikan yang humanis, Sekolah Rakyat memberi harapan nyata bagi anak-anak yang selama ini terpinggirkan,” ujar Dodi.

Lebih lanjut, Dodi menekankan bahwa, konsep Sekolah Rakyat bukanlah sesuatu yang dirancang secara tergesa atau asal-asalan. Ia mengapresiasi pendekatan yang diambil pemerintah dalam merancang model pendidikan ini, yakni dengan mengadopsi dan mengadaptasi model dari berbagai sekolah unggulan yang sudah lebih dulu terbukti berhasil.

“Konsep Sekolah Rakyat ini mengacu pada berbagai sekolah unggulan yang telah ada dan sukses, seperti SMA Taruna Nusantara di Magelang, Sekolah Krida Nusantara di Bandung, Sekolah Pradita Dirgantara, serta Sekolah DEL di Sumatera Utara. Fasilitasnya tidak jauh berbeda. Bahkan, beberapa sekolah rakyat dirancang untuk memiliki asrama, laboratorium, fasilitas olahraga, serta ruang-ruang belajar yang mendukung proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan,” jelasnya.

Menurut Dodi, pendekatan berasrama tidak hanya memberikan efisiensi dan fokus belajar yang lebih baik bagi siswa, tetapi juga menjadi solusi bagi anak-anak yang tinggal jauh dari pusat-pusat pendidikan atau berasal dari daerah terpencil yang sulit dijangkau. Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan program ini serta keterlibatan berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga pendidikan swasta, untuk memastikan Sekolah Rakyat terus berkembang dan mampu menghasilkan generasi unggul masa depan.

“Ini bukan hanya program pemerintah, tapi gerakan bersama. Pemerintah mungkin menjadi penggeraknya, tetapi keberhasilan Sekolah Rakyat akan sangat ditentukan oleh sinergi semua pihak, terutama di daerah-daerah. Yang terpenting, anak-anak
yang selama ini terabaikan kini punya peluang yang sama untuk belajar, tumbuh dan berprestasi,” tambahnya.

Di tengah tantangan pendidikan nasional yang masih diwarnai disparitas kualitas antarwilayah, rendahnya angka partisipasi sekolah di kelompok miskin, serta keterbatasan tenaga pendidik di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), kehadiran Sekolah Rakyat menjadi bentuk intervensi nyata yang sangat dibutuhkan.

Dodi menutup testimoninya dengan harapan, agar program ini benar-benar diwujudkan dengan konsisten, penuh integritas dan berbasis pada kebutuhan riil masyarakat di lapangan.

“Sekolah Rakyat adalah langkah positif yang perlu didukung semua pihak. Saya berharap implementasinya tidak hanya berhenti di atas kertas atau seremoni peresmian semata. Ini harus menjadi gerakan yang terus berlanjut, tumbuh dan menjadi tumpuan masa depan pendidikan kita. Semoga pelaksanaannya sesuai dengan rencana awal dan membawa manfaat nyata bagi anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” pungkasnya.

Program Sekolah Rakyat menjadi salah satu program prioritas dalam upaya membangun fondasi Indonesia Emas 2045, di mana pendidikan menjadi kunci utama dalam mencetak generasi unggul yang berdaya saing global, berkarakter dan tetap berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan. (Red).

Continue Reading

Pendidikan

Menhan RI diwakili Rektor Unhan RI Kukuhkan 493 Lulusan pada Wisuda Periode II TA 2025.

Published

on

Bogor, Hariansentana.com – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Sjafrie Sjamsoeddin, M.B.A., diwakili Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., memimpin pelaksanaan Wisuda Periode II Tahun Akademik 2025 Unhan RI, di Aula Merah Putih, Kampus Bela Negara Unhan RI, Sentul, Bogor, Kamis (18/9).

Sebanyak 493 lulusan resmi dikukuhkan, terdiri dari Program Doktor, Magister, Profesi Apoteker, Sarjana, dan Diploma.

Pelaksanaan wisuda ini dihadiri oleh Pejabat Rektor Unhan RI, diantaranya Rektor Unhan RI ke-7 periode 2020–2023, Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., ASEAN Eng., Rektor Unhan RI ke-8 periode 2023–2025 Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., Guru Besar, Pejabat Eselon I, II, dan III Unhan RI, pejabat dari lingkungan kementerian dan lembaga, pejabat TNI, akademisi, perwakilan pemerintah daerah, serta para orang tua dan keluarga wisudawan.

Menteri Pertahanan RI dalam amanatnya yang dibacakan oleh Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas pencapaian para wisudawan. Menhan RI menegaskan bahwa lulusan Unhan RI merupakan agen perubahan yang diharapkan mampu membawa kemajuan bangsa. Menhan RI juga menyoroti dinamika geopolitik global yang semakin kompleks meliputi konflik regional, terorisme, perubahan iklim, hingga perang informasi di ruang digital.

Menhan RI menekankan bahwa kondisi global tersebut menuntut strategi pertahanan yang adaptif dan terintegrasi. Inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan, sistem senjata modern, serta penguatan keamanan siber harus berjalan seiring dengan peningkatan kualitas SDM pertahanan dan kerja sama internasional. Lulusan Unhan RI diharapkan menjadi pemimpin visioner yang mampu menjawab tantangan pertahanan sekaligus memperkuat stabilitas nasional dan global.

Rektor Unhan RI, pada kesempatan wisuda ini, menyampaikan bahwa lulusan Unhan RI adalah generasi pemimpin masa depan yang visioner, tangguh, dan berkarakter, dengan Pancasila sebagai kompas moral dan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai kekuatan persatuan. Rektor Unhan RI juga menekankan bahwa percepatan perubahan global, rivalitas kekuatan besar, serta perkembangan teknologi disruptif menuntut lulusan Unhan RI memiliki kemampuan berpikir kritis, analisis strategis, serta kepemimpinan transformasional.

Pada kesempatan ini Rektor Unhan RI juga menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya salah satu wisudawan, Andrew Antonio Viz Correira dari Prodi Pengelolaan Hasil Laut Fakultas Vokasi Logistik Militer, yang meninggal sehari sebelum prosesi wisuda, bagi almarhum, sementara penghormatan khusus diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Lebih lanjut, Rektor memberikan pesan khusus kepada para lulusan yaitu:

  1. Program Doktor diharapkan menjadi motor riset dan inovasi strategis,
  2. Program Magister dituntut merumuskan solusi atas masalah pertahanan.
  3. Profesi Apoteker harus menjadi tenaga kesehatan dengan standar internasional.
  4. Program Sarjana ditantang tampil sebagai profesional muda yang adaptif dan inovatif.
  5. Program Diploma dibekali kesiapan kerja yang kompetitif di tingkat global.

Rektor Unhan RI menegaskan bahwa lulusan adalah guardian of the archipelago, pemimpin masa depan yang visioner, sekaligus national builders yang berdedikasi memperkuat ketahanan bangsa. Pentingnya networking alumni dan pembangunan kemitraan strategis baik nasional maupun internasional juga ditekankan sebagai modal menghadapi tantangan keamanan transnasional.

Pada kegiatan wisuda Periode II TA 2025 ini, Unhan RI meluluskan 493 mahasiswa, dengan rincian:

  1. Program Doktor sejumlah 12 lulusan.
  2. Program Magister sejumlah 54 lulusan.
  3. Program Profesi Apoteker sejumlah 24 lulusan.
  4. Program Sarjana sejumlah 229 lulusan.
  5. Program Diploma sejumlah 174 lulusan.

Dalam kegiatan wisuda ini juga diberikan penghargaan kepada sejumlah wisudawan berprestasi di antaranya:

  1. Muhammad Hasanuddin Wahid, dari Program Doktor, dengan IPK 3,98 (Magna Cum Laude).
  2. Raditya Dana Putra dari Program Magister, dengan IPK 3,93 (Sangat Memuaskan).
  3. Muhammad Asar dari Program Profesi Apoteker, dengan IPK 4,00 (Dengan Pujian).
  4. Atalia Kristina dari Program Sarjana, dengan IPK 3,97 (Dengan Pujian).
  5. Dian Margreta, dari Program Diploma, dengan IPK 3,96 (Dengan Pujian).

Kegiatan prosesi wisuda ini diakhiri dengan pelaksanaan Sesi foto bersama dan dilanjutkan dengan upacara tradisi pengucapan janji Alumni dan penyematan pin Alumni oleh Rektor Unhan RI kepada perwakilan wisudawan.

Rangkaian wisuda ini menegaskan komitmen Unhan RI dalam mencetak sumber daya manusia pertahanan yang unggul, berdaya saing global, dan berintegritas tinggi. Lulusan Unhan RI diharapkan terus memberikan kontribusi nyata dalam penguatan pertahanan negara, pembangunan nasional, serta memperkokoh posisi Indonesia di kancah internasional. (Red).

Continue Reading

Pendidikan

Ratusan Alumni FTMD ITB Berkumpul di Kemenperin, Ada Apa?

Published

on

JAKARTA, Sentana – Ratusan alumni Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB) berkumpul di gedung Kementrian Perindustrian Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat Sabtu (13/9).

Ratusan alumni tersebut berkumpul dalam kegiatan reuni Akbar yang dimana kegiatan ini baru bisa digelar sejak 2015 lalu. “Reuni ini baru kami gelar kembali setelah reuni terakhir 2015 lalu. Alhamdulillah masih banyak alumnus yang berdatangan,” kata Ketua Alumni FTMD ITB, Rilly Christian Hutabarat.

Dalam keterangannya Rilly mengatakan kegiatan seperti ini memang harusnya digelar secara continue. Hal ini dilakukan untuk menyatukan dan mendorong generasi yang masih muda untuk membangun Republik ini.

“Ikut membangun negara ini terlibat dalam pemerintahan adalah hal mutlak bagi seluruh alumni FTMD ITB. Tentunya kita hadir untuk bisa saling memberikan dukungan satu sama lain,” tegasnya.

Dilokasi yang sama, Dekan FTMD ITB Hermawan Judawisastra menuturkan jika acara seperti reuni ini sangat penting untuk mendukung program yang ada di fakultas.

“Dimana saat ini di FTMD khususnya di ITB salah satu programnya selain dari pendidikan unggul kemudian yang kedua adalah riset dan inovatif,” jelasnya.

Hermawan juga mengatakan, jika dengan berkumpulnya seluruh alumni tentunya akan membuat kolaborasi antara fakultas dan alumni semakin baik dan mendukung dua program fakultas tadi.

“Kegiatan ini angat penting karena alumni teknik mesin itu sudah terkenal kekompakannya solidarity forever atau yang tadi diterjemahkan di dalam program ini solidaritas tanpa batas,” jelasnya.

Continue Reading
Advertisement

Trending