Hiburan
HP Hilang Malah Bisa Dipenjara Karena UU Pornografi
 
																								
												
												
											Jakarta, SENTANA – Sentana Reaction hari ini membahas mengenai kasus yang beberapa kali menimpa selebriti tanah air. Alasan yang sering muncul adalah kehilangan handphone (HP) tapi bagaimana ketentuan UU Pornografi mengenai hal ini? Simak analisa hukum di video terbaru kami.
Jangan lupa like, subscribe dan komentari video kami. Terima kasih.
Seni Budaya
Pameran Foto “Toraja Tanah Leluhur: Tradisi Menantang Waktu” Sarat Makna ke-Indonesiaan
pameran foto toraja rumah para leluhur
 
														Jakarta, hariansentana.com – PAMERAN Foto bertajuk “Toraja Tanah Leluhur: Tradisi Menantang Waktu” memiliki makna mendalam tentang ke-Indonesiaan kita. Indonesia yang terdiri dari Ratusan etnis dengan bahasa dan budaya lokalnya merupakan ciri khas tersendiri suatu bangsa. “Indonesia kaya akan budaya yang harus dipertahankan meski harus menantang waktu seiring perkembangan jaman,” kata fotografer Hasiholan Siahan, di gedung Institut Francis Indonesia (IFI) Jl. Wijaya I, Jakarta, Rabu (27/08/2025) malam.
Pameran foto yang dipajang dalam ruang galeri IFI Wijaya itu bukan sekadar karya visual, melainkan pintu menuju sebuah dunia: Toraja. Dunia di mana hidup dan mati berpelukan, di mana leluhur bukan sekadar kenangan, melainkan bagian dari keseharian.
Tajuk “Toraja, Rumah Para Leluhur: Tradisi yang Menantang Waktu” ini menghadirkan potret budaya Toraja dengan kedalaman yang jarang tersentuh. Setiap bidikan kamera menangkap denyut tradisi-dari kemegahan upacara Rambu Solo’, keheningan tau-tau yang berdiri gagah di tebing batu, hingga ritual Ma’nene yang membuat arwah dan keluarga kembali bersua.
“Toraja mengajarkan kita bahwa kematian bukanlah akhir, tetapi perjalanan pulang. Foto-foto ini adalah upaya untuk merekam pesan itu agar tak hilang di tengah zaman,” terang Olan, panggilan akrab Hasiholan Siahaan.
Menurut kurator pameran itu, foto-foto yang terpampang lebih dari sekadar dokumentasi, karya-karya ini menghadirkan rasa. Potret wajah-wajah tua yang penuh garis pengalaman, kerbau belang yang dihormati, anak-anak yang berlari di halaman tongkonan, semuanya menjadi jendela ke dalam jiwa masyarakat Toraja. Pengunjung bukan hanya melihat gambar, melainkan ikut menyelami filosofi Aluk To Dolo, kepercayaan leluhur yang menata kehidupan dan kematian.
Sementara, ketua pelaksana pameran lan Sutisna mengatakan, di era modern yang sering mengaburkan identitas, pameran ini menjadi pengingat bahwa budaya adalah jangkar. Toraja berdiri sebagai saksi bahwa kehidupan dan kematian, dapat disatukan lewat penghormatan pada leluhur.
Ibu Ester salah satu pengunjung pameran merasa kagum atas parneran foto yang menampilkan keindahan Budaya Tana Toraja ini.
“Pameran “Toraja, Rumah Para Leluhur: Tradisi yang Menantang Waktu ini bukan hanya sekadar visual, melainkan perjalanan batin Leluhur yang ditangkap sempurna melalui lensa fotografer, katanya.
Seakan sebuah undangan untuk berhenti sejenak, menatap foto-foto itu, dan mendengar bisikan leluhur yang berbicara lewat cahaya, tegasnya.Pameran digelar oleh Forsednibudpar dan Galeri Mata Nusantara (GMN) ini bertujuan untuk merawat kekayaan seni budaya bangsa Indonesia dan mewariskannya kepada generasi muda melalui data dan jejak rekam digital serta memperluasnya melalui pameran foto, diskusi budaya maupun buku dan sosial media.
Gratis dan terbuka untuk umum, acara berlangsung mulai 27 Agustus-7 September 2025. Tiga fotografer menampilkan 15 (Lima belas) karya foto dengan tema beragam, unik, menarik dan menggugah penonton.Selain itu diesok harinya Kamis, 28 Agustus pada pukul 15.00 WIB akan diisi dengan Diskusi Budaya dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang mengupas Lunturanya Nilai Adat & Tradisi dimana upacara adat seperti Rambu Solo atau Ma’nene berpotensi ditinggalkan generasi muda karena dianggap rumit, mahal, dan memakan waktu.
Hiburan
Promosikan Wayang dan Jaipong di Manila, Sharon Terpilih jadi Miss Teen Tourism Globe 2025
 
														JAKARTA, Sentana – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh generasi muda Indonesia di kancah internasional. Sharon Cesara Yeh pemenang Miss Teen Education International 2025 di tingkat nasional, berhasil mengharumkan nama bangsa di Manila.
Di gelaran Internasional yang dihelat pada 31 Juli hingga 9 Agustus tersebut Sharon sukses meraih gelar “Miss Teen Tourism Globe 2025”. Sukses itu tentunya sangat membanggakan apalagi Sharon bersaing dengan 24 kontestan lain dari mancanegara.
“Senang sekali tentunya bisa meraih prestasi di kancah Internasional seperti di Manila kemarin,” kata Sharon bangga saat kepulangannya di Bandar Soekarno Hatta, Minggu (10/8) dinihari.
Sharon menuturkan selama digelarnya Miss Teen Tourism Globe 2025 dirinya menonjolkan beberapa budaya unik dari Indonesia yakni Kostum nasional bertema Wayang dan juga Tari Jaipong.
“Dua penampilan itu membuat juri terkagum dan melihat keindahan serta budaya Indonesia memang sangatlah beragam,” katanya.
Sharon bukanlah sosok remaja yang manja dirinya terlihat aktif, cerdas, dan memiliki semangat tinggi dalam mempromosikan pariwisata dan budaya Indonesia ke dunia luar.
“Saya ingin terus mempromosikan pariwisata dan budaya di Indonesia yang jumlahnya ratusan ke Luar Negeri,” tegasnya.
Tidak lupa Sharon juga mengucapkan terimakasih sebesar- besar nya kepada ketua umum YPPDPI kak Febi Oktora ,dan Direktur nasional YPPDPI kak Fadil yang benar- benar all out membimbing, mendampingi dirinya.
“Mereka sangat mensuport perjalanan saya dari awal dan sampai saya bisa meraih winner internasional Miss Teen tourism globe 2025. Saya juga tidak akan bisa seperti ini tanpa suport YPPDPI,” tutupnya.
Sharon telah membuktikan bahwa anak muda Indonesia mampu bersinar di pentas dunia. Keberhasilannya di ajang Miss Teen Tourism Globe 2025 bukan hanya membanggakan keluarga dan Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berkarya dan menjaga warisan budaya bangsa.
Hiburan
Festival Lembah Baliem Kembali Digelar, Pecahkan Rekor MURI
 
														JAKARTA- Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, bersiap menyambut ribuan wisatawan domestik dan mancanegara dalam gelaran Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-33, 2025. Festival tahunan ini akan diselenggarakan pada 7 hingga 9 Agustus 2025, diikuti dengan Karnaval Nusantara pada 11 Agustus 2025.
Mengusung tema “Budaya Saya, Warisan Saya, Dari Jayawijaya untuk Dunia”, festival tahun ini berfokus pada pelestarian warisan leluhur dan membagikannya ke kancah global. Tema ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya lokal sekaligus menarik perhatian dunia.
Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan Atenius Murip, S.H.,M.H. mengatakan “Jayawijaya siap menyambut wisatawan, baik internasional maupun domestik, mereka sudah banyak yang menyatakan siap hadir” kata Bupati Atenius dalam keterangannya pada wartawan, di Jakarta, Rabu,( 06/08/2025).
Bupati Atenius menambahkan bahwa FBLB merupakan agenda rutin yang telah dikenal luas, sehingga wisatawan internasional kerap merencanakan kunjungan jauh-jauh hari.
” FBLB merupakan salah satu festival tertua di Papua dan termasuk dalam kalender acara “Kharisma Nusantara”, menjadikan acara budaya yang penting bagi Papua dan Indonesia. Penyelenggaraan festival diselenggarakan setiap bulan Agustus juga bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia,” katanya.
Salah satu sorotan utama FBLB ke-33 adalah upaya pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Sebanyak 1.500 musisi direncanakan akan memainkan alat musik tradisional Pikon secara serentak.
“Ini adalah penampilan unik yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” jelasnya.
Diketahui Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB), Karnaval, Perayaan 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati dan HUT RI ke-80 adalah agenda tahunan pemerintah kabupaten Jayawijaya yang menjadi satu rangkaian dengan perayaan HUT RI 17 Agustus tiap tahun yang menjadi agenda tourist destination.
Tahun ini, FBLB akan dilangsungkan di Distrik Usilimo (sama seperti tahun sebelumnya), sekitar 30 menit berkendaraan ke arah barat dari kota Wamena.
Historical-nya FBLB pertama kali diadakan tahun 1989 sebagai wahana untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Lembah Baliem dari generasi tua kepada orang muda maupun sebagai ajang pertunjukan bagi wisatawan.
Festival Budaya Lembah Baliem menjadi ikonik bagi turis domestik maupun mancanegara karena memiliki karakteristik yang unik, karena ada penampilan perang-perangan (perang tiruan) , “Karapan Babi, peragaan budaya yang unik membuat FBLB selalu memiliki kesan dan daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjuk sekaligus memperkaya khasanah budaya bangsa Indonesia di kanca internasional,” pungkas Bupati Atenius Murip.
- 
																	   Nasional3 days ago Nasional3 days agoMeski Dihadang Puluhan “Relawan” Jokowi, Mimbar Rakyat Adili Jokowi Makzulkan Gibran di Solo Sukses Besar 
- 
																	   Peristiwa3 days ago Peristiwa3 days agoDigarap sejak 2004, Tanah Yusak Subroto Diserobot Mafia Tanah 
- 
																	   Peristiwa7 days ago Peristiwa7 days agoJumat Berbagi Kasih GEKIRA Diwarnai FGD Refleksi 1 Tahun Prabowo-Gibran 
- 
																	   Polhukam4 days ago Polhukam4 days agoJaga Ruang Digital Tetap Kondusif, Cerminkan Semangat Sumpah Pemuda yang Sesungguhnya 

 
																	
																															
 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											 
											