Connect with us

Ekonomi

Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiapan Pasokan Listrik Siaga Nataru di Gereja Katedral Jakarta

Published

on

Jakarta, HarianSentana.com – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo beserta jajaran meninjau langsung kesiapan pasokan listrik jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Gereja Katedral Jakarta. Darmawan memastikan PLN siap menghadirkan listrik yang andal dan aman untuk memenuhi kebutuhan pelanggan selama ibadah Natal.

“Gereja katedral ini adalah suatu simbol perayaan Natal dan tahun baru di seluruh antero nusantara oleh karenannya kami membangun suatu sistem yang benar-benar menjaga agar perayaan Natal dan ibadah di gereja ini bisa berjalan tanpa adanya gangguan listrik,” ujar Darmawan saat meninjau kesiapan listrik di Gereja Katedral, Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Pasokan listrik yang dibutuhkan gedung utama gereja adalah 53 kilo volt ampere (kVA). Guna memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN menyiapkan lima lapis suplai di antaranya pertama adalah dari suplai utama yang berasal dari penyulang Kutai, penyulang Gardu Induk Gambir Lama, dan Sub sistem Bekasi 2,4 – Cawang 1 – Priok.

Kemudian PLN juga menyiapkan suplai cadangan yang berasal dari penyulang Livina, Gardu Induk Mangga Besar, Sub sistem Duri Kosambi 1,2 – Gandul 1,3 – Muara Karang. Lalu juga ada reog yang meliputi Gardu Induk Gambir Lama, Sub sistem Bekasi 2,4 Cawang – Cawang 1 – Priok.

Selanjutnya PLN memasang 2 _uninterruptible power supply_ (UPS) sebagai _back up_ dengan kapasitas masing-masing 100 kVA. Adapun rinciannya adalah, UPS pertama sebagai _back up,_ dan satu lagi untuk suplai cadangan pelayanan pelanggan.

“Persiapan listrik di Gereja Katedral ini daya terpasang adalah 53 kVA, dan untuk persiapan menghadapi Natal dan tahun baru kami memastikan bahwa listriknya bukan hanya andal tapi listriknya tanpa kedip,” kata Darmawan.

Selain itu, PLN juga menyiagakan para petugas di beberapa titik untuk memantau pasokan listrik selama ibadah Natal. Khusus di Jakarta, ada 2.356 petugas PLN yang siaga di 17 Posko Siaga yang ada di Jakarta untuk memantau 257 Gereja di Jakarta.

“Ditambah lagi kami mengirimkan petugas kami ada di sini _standby_ untuk waspada selalu memantau baik itu _balancing_ antara pasokan dengan bebannya, kondisi peralatan di lapangan dan apabila ada potensi gangguan keandalan langsung diselesaikan di lapangan,” kata Darmawan.

Sementara itu, Romo Kepala Gereja Katedral Jakarta Hani Rudi Hartoko mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan dukungan pasokan listrik dari PLN untuk Perayaan Natal. Menurut Romo Hani, adanya dukungan pasokan dari PLN membuat seluruh masyarakat Kristiani bisa beribadah dengan tenang dan nyaman

“Kami berterima kasih mewakili dari pihak katedral, terima kasih kerja sama dan dukungannya seperti disampaikan tadi pada Hari Raya Natal selalu dipastikan pasokan listrik aman. Dengan juga ada UPS ini, saya kira bagi kami sungguh membuat ibadah dapat berlangsung dengan baik,” kata Romo Hani.

Menurut Romo Hani, komitmen PLN dalam memastikan keandalan listrik saat Natal merupakan bukti nyata untuk membangun suatu kebersamaan antar umat beragama sesama anak bangsa

“Sekali lagi terima kasih untuk _support_ selama ini saya kira ini bentuk nyata, dan kami sebagai umat Kristiani sangat bergembira sangat bersyukur, ini menjadi bagian kita membangun kebersamaan sebagai sesama anak bangsa,” pungkasnya.()

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ekonomi

Program Cofiring Biomassa PLTU Menggerakan Ekonomi Masyarakat

Published

on

By

Jakarta, Hariansentana.com – Program co-firing atau substitusi batubara dengan biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dinilai potensial dilakukan di wilayah Indonesia dan berdampak positif pada perekonomian masyarakat.

Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Bioenergi (SBRC) IPB University Dr Meika Syahbana Rusli, program cofiring biomassa pada PLTU memiliki dampak positif pada upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Pemanfaatan biomassa sebagai substitusi batubara di PLTU dinilai berdampak positif pada pengurangan emisi yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Selain itu, pelaksanaan program cofiring biomassa dinilai cocok dilakukan di Indonesia dimana potensi lahan kering terhitung cukup besar.

“Lahan kering ini cocok ditanami untuk tanaman energi. Lahan kering ini masih banyak yang tidak produktif, yang hanya ditumbuhi alang-alang, rumput-rumputan atau pepohonan yang tidak termanfaatkan. Di Pulau Jawa, ada 1 juta hektar lahan kering yang potensial dimanfaatkan untuk tanaman energi,” paparnya.

Lebih jauh Meika mengungkapkan, Ƙini pemanfaatan biomassa hanya bersumber dari limbah seperti dahan-dahan kering pepohonan yang tidak termanfaatkan ataupun dengan serbuk gergaji. Program hutan energi dinilai dapat menjadi solusi yang tepat untuk mendorong pemanfaatan biomassa dalam rangka mengejar target pengurangan emisi lewat program cofiring PLTU.

Salah satu program hutan tanaman energi sebelumnya telah digagas oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di beberapa wilayah seperti Cilacap Jawa Tengah, Tasikmalaya Jawa Barat dan Gunung Kidul Yogyakarta.

Meika menilai, program ini perlu diperbanyak dengan terus melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat setempat. Apalagi, implementasi hutan energi memiliki manfaat yang berkelanjutan dimana pohonnya dapat tetap tumbuh untuk jangka panjang sebab hanya dahan atau rantingnya yang akan digunakan.

“Jadi ini juga ramah lingkungan, sustainable bahan baku dari tanaman energi ini atau kayu yang besar dipanen kemudian ditanam lagi kayu disana. Artinya budidayanya berlanjut. Ini akan memelihara lingkungan juga menjadi teduh, tidak banyak lahan terbuka, tidak ada erosi,” jelas Meika.

Meika menambahkan, pemanfaatan lahan yang terbuka sebagai hutan tanaman energi dapat mengatasi permasalahan lahan kritis.

Selain itu, program ini juga berpotensi mendorong pertambahan nilai ekonomi untuk masyarakat. Pemanfaatan biomassa dari pohon yang ditanami oleh masyarakat dapat berdampak positif untuk perekonomian masyarakat.

“Jadi bisa juga menimbulkan sirkular ekonomi di masyarakat. Ada manfaat ekonomi langsung yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Ini benar-benar ekonomi kerakyatan,” terang Meika.

Meika menjelaskan, ada beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan seperti Kaliandra, Gamal dan Lamtoro.

“Nanti, dahan-dahannya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar biomassa sementara daunnya dapat digunakan untuk pakan ternak,” pungkas Meika.

Implementasi program hutan energi dengan melibatkan masyarakat pun diharapkan dapat ikut mendorong terbentuknya organisasi kelompok tani di wilayah-wilayah yang menjadi sasaran program.(s)

Continue Reading

Ekonomi

Penerapan CCS Krusial untuk Wujudkan Bisnis Karbon di Industri Hulu Migas

Published

on

By

Tangerang, Hariansentana.com – Industri hulu migas menjadi salah satu industri paling potensial untuk menerapkan bisnis perdagangan karbon. Penerapannya bergantung pada para pelaku usaha bisa menerapkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS). Dengan kemampuan finansial dan teknologi yang dimiliki, industri hulu migas penerapan perdagangan karbon diyakini bisa terwujud.

Hadi Setiawan, Analis Kebijakan Kementerian Keuangan, mengungkapkan saat ini pemerintah terus bergerak memperbaiki  regulasi. Saat ini usulan perbaikan regulasi sekaligus penambahan aturan pelaksana dalam pembahasan  pemerintah. Turunan Peraturan Presiden No 14/2024  tentang penyelenggaraan kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon.

Menurut dia penerapan carbon pricing paling cocok di industri hulu migas baru bisa diimplementasikan ketika teknologi Carbon Capture Storage (CCS) sudah berjalan.

Hadi menjelaskan  perdagangan karbon di industri hulu migas memang belum optimal sehingga harus distimulus dengan dukungan regulasi yang menarik. Hal ini juga yang disadari oleh pemerintah.

“Mereka (industri hulu migas) keluarin emisi caranya salah satu strategi dengan CCS kita sudah bikin aturannya. Turunannya masih proses mudah-mudahan bisa segera keluar. kalau sudah ada diharapkan migas bisa partisipasi turunkan emisi,” jelas Hadi.

Pelaku usaha  sebenarnya bisa mendapatkan keuntungan lebih jika sudah menerapkan CCS. Kelebihan CCS ini yang dapat digunakan sebagai sumber pendapatan baru perusahaan.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penerapan Nilai Ekonomi Karbon Dalam Rangka Pencapaian Target NDC dan Pengendalian Emisi GRK Dalam Pembangunan Nasional, dan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penerapan Nilai Ekonomi Karbon.

Pada bulan September tahun lalu, Bursa Efek Indonesia mendirikan Bursa Karbon atau Carbon Exchange untuk mendukung pelaksanaan perdagangan karbon. Tapi hingga kini  belum ada perusahaan migas yang ambil bagian dalam perdagangan karbon secara langsung.

Edwin Hartanto, Kepala Unit Pengembangan Carbon Trading IDX Carbon, menjelaskan ekosistem dalam perdagangan karbon memang perlu lebih disiapkan. Aturan pelaksana menjadi kuncinya.

Menurut Edwin hulu migas punya peluang sangat baik dalam terlibat di bisnis perdagangan karbon apalagi jika sudah diterapkan CCS. Dalam praktiknya jika perusahaan migas punya teknologi CCS dengan kapasitas lebih besar ketimbang emisi yang dihasilkan, kelebihan kapasitas itu yang bisa ditawarkan ke pihak lain.

“Perusahan migas ini kayanya advance di teknologi CCS walaupun bilangnya masih mahal kita mau ini terus didobrak teknologi biar lama-lama harganya turun buat proyek harga karbon kredit bisa naik. Syaratnya yang harus difokuskan kalau keluarin emisi tinggi buat mereka (perusahaan) dulu kalau kapasitas carbon capture lebih, sisanya bisa dijual, peluangnya di situ,” jelas Edwin.

 Sementara Carbon Trade Associations, Riza Suarga menilai pasar carbon di Indonesia masih belum terbiasa denan aktifitas perdagangan karbo apalagi di sektor hulu migas.

“Untuk itu peran lebih pemerintah sangat diperlukan membuat iklim perdagangan karbon lebih ramah terhadap pelaku usaha. Market masih nervous tapi Indonesia pemerintahnya sangat mendukung,” kata Riza.(s)

Continue Reading

Ekonomi

Penerapan Teknologi Tepat Guna Jaga Keberlangsungan Produksi Migas

Published

on

By

Jakarta, Hariansentana.com – Salah satu elemen utama dalam kegiatan operasi produksi migas adalah penerapan teknologi yang bisa berdampak langsung terhadap keekonomian proyek serta keberlanjutan operasi perusahaan.

Vice President Shandong Kerui Petroleum Technology, Eric Hou mengatakan, perkembangam teknologi di hulu migas sangat cepat. Di Indonesia hal itu justru jadi keharusan untuk menjawab tantangan hulu migas yang dihadapkan pada kegiatan di operasi di lapangan – lapangan migas yang sudah mature.

“Kami merupakan perusahaan service terintegrasi yang menawarkan solusi bagi perusahaan yang mengelola lapangan-lapangan mature yang sedang berusaha untuk meningkatkan produksi migasnya,” kata Eric dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Sabtu.

Menurut Eric, KERUI merupakan perusahaan jasa penyedia solusi dan layanan terintegrasi berbasis teknologi yang berfokus pada stimulasi migas serta inovasi teknologi minyak.

Bisnis KERUI meliputi jasa teknis pengembangan ladang minyak dan gas, energi bersih (gas alam, metana batu bara, shale gas, dll) dan energi baru (panas bumi). 

“Kami menyediakan solusi dan layanan terintegrasi bagi pelanggan, seperti persiapan rencana eksplorasi dan pengembangan, pengeboran dan workover, rekahan dan stimulasi, EOR gas, DOM lapangan minyak dan gas (pengembangan, operasi dan pemeliharaan), investigasi laboratorium in-house, bahan kimia ladang minyak.  aditif, alat downhole, dll,” papar Eric.

Penyelenggaraan IPA Convex 2024 jadi ajang bagi semua pihak yang terlibat di sektor hulu migas untuk meningkatkan kolaborasi. Produsen migas bisa melakukan seleksi secara langsung perusahaan yang sesuai untuk dijadikan sebagai mitra dalam berbisnis.

Pemilihan teknologi tepat guna di industri hulu migas termasuk dalam penetapan teknologi penerangan di ladang migas. Kegiatan pencarian cadangan maupun produksi migas tentu tidak hanya dilakukan pada siang hari tapi juga nonstop selama 24 jam untuk itu pemilihan teknologi penerangan cukup krusial.

Salah satu pemain utama dalam jasa penerangan ini adalah Oktech yang telah mensuplai alat penerangan bagi lebih dari 10 industri termasuk transportasi, pembangkit listrik, tambang, migas, petrokimia dan lainnya.

Sementara International Marketing Manager Oktech, Melody Liau menjelaskan bahwa Oktech punya pengalaman panjang dalam bisnis penerangan di industri ekstraktif termasuk migas. Sehingga saat ini memiliki produk alat penerangan yang selalu menjadi pilihan para pelaku usaha.

“Kami mengembangkan teknologi khusus dalam meterial alat penerangan kami, sehingga membuat produksi kami jauh lebih memiliki daya tahan,” tutup Melody.(s)

Continue Reading
Advertisement

Trending