Daerah
Danrem 051/Wkt Menjadi Irup Pada Upacara Penutupan TMMD Ke 106 TA 2019 di Bekasi
Sukawang, Hariansentana.com – Komandan Korem (Danrem) 051/Wkt Kolonel Inf Susilo sebagai inspektur upacara (Irup) pada upacara penutupan TMMD 106 TA 2019 di Wilayah Kodim 0509/Kabupaten Bekasi pagi ini, di Lapangan Bola Desa Sukadaya Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi, Kamis (31/10/2019).
Sebelum upacara penutupan dimulai Irup dan tamu kehormatan disambut dengan persembahan Tarian Rampak Gendang dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kab.Bekasi yang memukau sebelum upacara penutupan.
Pangdam Jaya/Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono dalam amanatnya yang dibacakan oleh Danrem 051/Wkt menyampaikan bahwa, dengan selesainya sarana dan prasarana umum yang sudah dibangun pada TMMD Ke-106 yaitu pengecoran jalan sepanjang 1.000 M × 3 M × 15 Cm di Kampung Pengarengan RT 014/006 Dusun II Desa Sukadaya Kec. Sukawangi Kab. Bekasi Jawa Barat hendaknya dapat dipelihara, dirawat serta dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga memiliki usia pakai yang lama,” ucap Pangdam Jaya.
Keberhasilan pelaksanaan TMMD berkat adanya semangat membangun, kerja keras dan gotong- royong serta saling bahu membahu antara masyarakat, prajurit TNI dan instansi terkait.
Rasa bangga kepada masyarakat bersama TNI/Polri dan Pemda dengan penuh kesadaran dan antusias yang tinggi telah mendukung seluruh program dan kegiatan TMMD yang dilaksanakan selama 30 hari, terhitung mulai tanggal 2 sampai dengan 31 Oktober 2019 dan hari ini dilaksanakan upacara penutupan TMMD Ke 106 TA 2019,” pungkas Pangdam Jaya.
Selanjutnya, menambah meriahnya
setelah upacara penutupan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan diantaranya peninjauan lokasi Fisik dan Non Fisik TMMD ke 106 tahun 2019 Kodim 0509/ Kab. Bekasi oleh Danrem 051/Wkt dan para tamu undangan, kegiatan bakti sosial, Penyerahan Sertifikat 100 org, pemberian Kacamata Baca 600 buah, Penyerahan Akte lahir, Perpanjangan SIM Gratis, Pengobatan umum 500 org, Pemberian Sembako 800 org, Pemberian Paket buku 200 paket, Penghijauan 1000 pohon, Penyerahan Akte Nikah dan Panjat Pinang yang diikuti anak-anak Kampung Pengarengan.
Tampak hadir pada upacara penutupan TMMD 106 Kolonel Inf Susilo Danrem 051/Wkt, Kombes Pol Candra Sukma Kumara, Kapolres Kab Bekasi, Paban V/Bakti Ster TNI (Diwakilkan), Paban V/Bakti Sterad (Diwakilkan), Kolonel Inf Suwanto (Pa Ahli Pangdam Jaya), Para Asisten Kasdam Jaya/Jayakarta, Kolonel Arm Toni (Sahli Pangdam Jaya), Kolonel Inf Jamaludin (Sahli Pangdam Jaya), Kolonel Inf Franky (Sahli Pangdam Jaya), Kolonel Inf Haris Panca Putra (Pa Ahli Sosbud Pangdam Jaya), Letkol CAJ Jonaria Goultom (Kasetum Damjaya), Mayor Pnb Mukiran (AU), Para Kasi dan Pasi Korem 051/Wkt, Dandim 0509/Kab.Bekasi diwaakili oleh Kasdim 0509/Kab.Bekasi Mayor Inf Usep Sirajusar’i, Para Pasi, Danramil Jajaran Kodim 0509/Kab Bekasi, Ketua Persit Koorcab Korem 051 PD Jaya beserta Jajaran, Bapak Drs Hudaya MM Kadis Dukcapil Kab. Bekasi, Ibu Dra Ida Farida M.Si Kadis DPMD Kab Bekasi mewakili Bupati Kab Bekasi, Bapak dr Peby Dinkes Kab Bekasi, Para Camat Se Kab Bekasi, Para Kepala Desa Se Kec. Sukawangi, Perwakilan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda Kab Bekasi.
Daerah
Cerita Soal Money Politik di Pilkada SBB, Ternyata Ada Oknum DPRD yang Diduga Ikut Terlibat
Jakarta, Hariansentana.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak sudah selesai dan tinggal menyisakan hasil perhitungan faktual dari KPU di masing-masing daerah. Namun cerita-cerita yang muncul dari pesta demokrasi itu sangat banyak termasuk politik uang yang dilakukan oleh banyak pasangan calon (Paslon) dari berbagai daerah.
Salah satunya terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku. Di mana untuk memenangkan Paslon Bupati Wakil Bupati Nomor Urut 02 dengan jargon Amanusa, tim pemenangannya menghalalkan segala cara termasuk Money Politik. Informasi yang diterima Hariansentana.com, menyebutkan bahwa sudah beberapa temuan yang ditindak lanjuti oleh Bawaslu Kab.SBB, namun sampai hari ini belum ada hasil yang disampaikan kepada publik.
Dikutip dari salah satu media lokal Jurnalisutama.com, Minggu (01/12/2024), ternyata kasus money politik yang dilakukan tim sukses dari calon Bupati Asri Arman menjelang Pilkada pada tanggal 17 November 2024 lalu tidak hanya terjadi di satu lokasi tetapI di banyak tempat termasuk di
Desa Mornaten Kecamatan Taniwel.
Media tersebut menyebutkan, bahwa ada dua oknum yang dijadikan tim di Desa Mornaten untuk mengedarkan uang kepada masyarakat salah satunya yaitu Karel Siay, warga Desa Mornaten yang akhirnya mengakui perbuatannya.
Ia mengaku mendapatkan uang dari Asri Arman yang diberikan oleh Abdul Rauf Latulumamina, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat untuk memenangkan Asri – Kainama di Desa Tersebut.
“Iya Uang itu sumbernya dari kandidat Bupati, Asri Arman sebanyak Rp 23.000.000 untuk memenangkan Paslon Nomor Urut : 2. Beta (Saya) terima dari Haji Rauf Latulumamina. Beta lalu bagi-bagi uang itu kepada 132 o rang masing-masing beta kasih Rp 50.000 per orang di malam sebelum pencoblosan dengan alasan untuk uang kopi dan sisanya dipakai untuk minum-minum bersama tim di Desa Mornaten,” ungkap Siay.
Tindakan kotor dari seorang Asri Arman dibanru Abdul Rauf Latukumamina Selaku Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PAN ini tentu saja mencoreng pesta rakyat yang diharapkan bebas dari hal-hal semacam itu.
Untuk itu diharapkan kepada Bawaslu setempat agar segera bertindak cepat karena hal ini merupakan perbuatan pelanggaran serta melanggar hukum yang terstruktur dan masif. Apalagi ada indikasi bahwa praktik atau cara-cara licik dan tidak mengedepankan Pilkada yang jujur, adil dan bermartabat untuk memenangkan Paslon tertentu ini terjadi hampir di semua Desa.
Khusus bagi Wakil Ketua DPRD SBB ini, bawaslu dalam hal ini Gakumdu Kab. SBB harus mengambil tindakan hukum demi keadilan yang bermartabat.(s)
Daerah
Lakukan Serangan Fajar di Gemba, Tim Asri Arman Beri Rp 350 Ribu per KK
Jakarta, Hariansentana.com – Tim sukses Asri Arman, calon Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat periode 2024-2029, diduga melakukan praktik serangan fajar dengan memberikan uang kepada warga sebesar Rp 350 ribu per Kepala Keluarga (KK). Aksi ini terjadi di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, dan menyebar ke wilayah lain seperti Dusun Wailey, serta Desa Tomalehu di Kecamatan Amalatu.
Seorang warga yang menerima uang tersebut mengakui hal itu, namun memilih untuk tidak menyebutkan identitasnya. “Kami diberi uang langsung oleh tim, katanya untuk mendukung Asri Arman,” ujarnya singkat.
Pengakuan serupa disampaikan warga di Dusun Katapang, Desa Lokki, Kecamatan Huamual. Warga juga mengaku menerima uang Rp 350 ribu, asalkan keluarganya dapat mencoblos Asri Arman pada Pilkada SBB.
Praktik serangan fajar ini menimbulkan berbagai tanggapan di tengah masyarakat. Sebagian menyayangkan cara tersebut, sementara yang lain memandangnya sebagai bentuk perhatian menjelang hari pemungutan suara.
Serangan fajar adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan upaya membeli suara pemilih melalui pemberian uang atau barang, biasanya menjelang hari pemungutan suara. Tindakan ini melanggar aturan pemilu yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak penyelenggara pemilu atau Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat terkait dugaan ini. Namun, jika terbukti, tindakan ini dapat berimplikasi serius pada pencalonan Asri Arman.
Hingga berita ini diturunkan, tim sukses Asri Arman belum memberikan tanggapan terkait tuduhan ini. Praktik serangan fajar kerap menjadi sorotan dalam setiap kontestasi politik karena dinilai merusak integritas demokrasi dan mencederai prinsip pemilu yang jujur dan adil.
Pihak berwenang diharapkan segera melakukan investigasi untuk memastikan kebenaran informasi ini demi menjaga pelaksanaan pemilu yang bersih di Kabupaten Seram Bagian Barat.(s)
Daerah
Di Pilkada SBB, Ada Oknum Guru Diduga Terlibat Politik Uang
Jakarta, Hariansentana.com – Seorang oknum guru titipan SMAN 15 SBB, yang saat ini bertugas di SMAN 20 SBB Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat, La Syarif Killa, diduga terlibat dalam praktik politik uang untuk mendukung salah satu pasangan calon (Paslon) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) SBB.
Informasi yang didapat media ini menyebutkan, bahwa La Syarif secara terang-terangan mengarahkan massa dan membagikan sejumlah uang kepada warga di Desa Tomalehu, Kecamatan Amalatu. Aksi yang dilakukannya pada malam sebelum hari pencoblosan itu berlanjut hingga hari pemilihan.
Warga Desa Tomalehu mengaku resah dengan tindakan tersebut, karena dianggap mencederai asas jujur dan adil dalam Pilkada.
“Kami menyaksikan langsung pembagian uang itu. Ini jelas tidak sesuai dengan peran seorang guru sebagai pendidik dan teladan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan masyarakat, terutama terhadap peran oknum guru yang seharusnya menjadi panutan dalam menjaga integritas dan netralitas pada proses demokrasi tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihak SMA Elpaputih belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan keterlibatan salah satu guru mereka dalam kasus politik uang ini.
Masyarakat berharap pihak berwenang dapat bertindak tegas agar praktik serupa tidak mencoreng pelaksanaan demokrasi di Kabupaten Seram Bagian Barat.
“Kami juga minta pihak Bawaslu SBB untuk segera menindak lanjuti praktik money politik dan menindak pihak-pihak yang berada di belakang kasus yang terjadi ini,” lanjut salah satu warga lainnya.(s)
-
Opini5 days ago
Indonesia Sangat Kecil Dibanding Ukuran Sebenarnya
-
Seni Budaya7 days ago
Dari Indonesia untuk Dunia: PKT-GAMA Business Case Competition 2024 Hadir dengan Kompetisi Berskala Internasional
-
Ekonomi7 days ago
Mobil Listrik Jakarta Terus Tumbuh, Layanan Home Charging Services PLN Meningkat 93%
-
Ekonomi4 days ago
Jaga Kelestarian Alam, PLN – Pemprov DKJ Beraksi Tanam 100 Pohon di Waduk Brigif