Ekonomi
PLN Disjaya, Motor Penggerak Transisi Hijau Nasional
Jakarta, Hariansentana.com – Pembahasan tentang dampak emisi rumah kaca bagi keberlangsungan Bumi bukan lagi topik yang dimonopoli di kelas-kelas perguruan tinggi, diskusi akademisi dan pakar, ataupun rapat kabinet suatu negara. Kini, topik tersebut telah menjadi realitas yang dihadapi banyak orang dalam kesehariannya. Dengan kondisi tersebut, kebutuhan energi hijau seperti listrik jadi sangat relevan.
Puluhan tahun sebagai ibu kota sekaligus pusat bisnis Indonesia menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota tersibuk di dunia. Hal ini bisa terlihat dari jumlah kendaraan yang lalu lalang. Data dari Electronic Registration and Identification (ERI) Korlantas Polri di wilayah hukum Jakarta per Mei 2024 tercatat mencapai 24,3 juta unit.
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebut konsumsi BBM kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 17,8 juta liter per hari. Dengan asumsi setiap liter BBM menghasilkan 2,4 kg CO2e, maka total emisi dari seluruh kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 81,17 juta kg CO2e. Dengan kata lain, kendaraan bermotor di Jakarta saja bisa melepas sekitar 30 miliar kg CO2e ke udara dalam setahun.
Seperti diketahui, penggunaan bahan bakar fosil memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan dan lingkungan. Polusi udara dari kendaraan bermotor berakibat pada peningkatan partikel berbahaya seperti PM2.5 yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru.
Dalam jangka panjang, emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida akan mempercepat perubahan iklim global, yang berpengaruh terhadap peningkatan suhu dan risiko banjir akibat curah hujan ekstrem. Di samping itu, ketergantungan pada bahan bakar fosil juga memicu ketidakstabilan energi dan ekonomi karena fluktuasi harga minyak di pasar global.
Genjot Kendaraan Listrik
Kendaraan listrik, meskipun bukan satu-satunya, menawarkan solusi yang cukup signifikan terhadap keadaan ini. Kendati demikian, kendaraan listrik merupakan salah satu quick win untuk meredam emisi karbon.
Pemerintah yang telah memahami permasalahan ini pun sudah menggelontorkan sejumlah kebijakan untuk mendorong masyarakat mulai mengadopsi kendaraan listrik sebagai alat mobilitas utama.
Beberapa kebijakan itu terbagi menjadi insentif dan subsidi. Sebut saja insentif tax allowance bagi industri perakitan, insentif penanaman modal, dan banyak lagi. Sementara subsidi yang diberikan berupa bebas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, bebas Pajak Kendaraan Bermotor, subsidi Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik, dan lainnya.
“Untuk mengurangi fosil, kita harus memakai mobil listrik. Kita nanti dari ESDM akan mendorong untuk konversi dari motor-motor listrik,” kata Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam Rakornas Investasi 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024) yang dikutip dari CNBCIndonesia.com.
Berkat peran aktif pemerintah, total populasi kendaraan listrik di Indonesia naik tajam dalam beberapa tahun terakhir. Mengutip data Kementerian ESDM per April 2024, kendaraan listrik yang mengaspal di Indonesia sudah menembus lebih dari 133 ribu unit, meningkat jauh dari angka di 2022 yang baru sekitar 41 ribu unit lebih. Populasi kendaraan listrik ini tentu saja mayoritas berasal dari Jakarta.
Jakarta dengan populasi kendaraan yang begitu padat dan titik utama perputaran uang nasional, menjadi medan penting dalam upaya transisi energi melalui elektrifikasi ini. Maka dari itu, Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya sebagai entitas PLN yang bertanggung jawab dalam distribusi listrik di Jakarta memainkan peran penting.
Kesiapan PLN UID Jakarta Raya dalam mendukung komitmen pemerintah untuk menekan emisi karbon terlihat betul sepanjang 2024. Hingga November, jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) digenjot hingga 287 charger di 160 lokasi di seluruh Jakarta. Seluruh SPKLU tersebut berhasil menjual 2,7 juta kWh senilai Rp6,8 miliar dari 116 ribu lebih transaksi. Sebagai perbandingan, sepanjang tahun lalu seluruh SPKLU menyalurkan 879 ribu kWh dari 41 ribu lebih transaksi.
Kenaikan signifikan juga terjadi pada Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Pada periode yang sama, PLN UID Jakarta Raya sudah berhasil memasang 258 kabinet dari target 57 kabinet. PLN UID Jakarta Raya aktif melakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam menambah titik baru SPBKLU di Jakarta.
Tak hanya itu, PLN UID Jakarta Raya juga memperkuat ekosistem EV dengan layanan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan Home Charging Services. Dari 3.329 unit SPLU, PLN UID Jaya berhasil menjual 158 ribu kWh dan meraup cuan Rp 298 juta. Sementara Home Charging Services kini sudah meraih kepercayaan 6.576 pelanggan.
General Manager PLN UID Jakarta Raya Lasiran mengatakan, peran nyata PLN dalam program transisi energi nasional salah satunya adalah melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
“Tidak hanya menyediakan infrastruktur kendaraan listrik, PLN juga aktif mensosialisasikan penggunaan kendaraan listrik kepada masyarakat dan electrifying lifestyle,” katanya.
Seluruh fasilitas penunjang ekosistem EV memang diperlukan mengingat konsumsi listrik warga Jakarta yang terbilang sangat besar. Secara akumulasi seluruh pelanggan di Jakarta, angkanya memang masih kalah dari beberapa provinsi lain. Kendati begitu, jika berdasarkan listrik yang terjual per jenis pelanggan di Jakarta, PLN UID Jakarta Raya menyalurkan 7.079,77 kWh sepanjang 2023, secara nasional hanya kalah dari PLN Batam.
Pekerjaan rumah PLN UID Jakarta Raya ke depannya akan lebih menantang mengingat ini baru awal perjalanan pemerintah dalam mengejar Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060. Jakarta dengan segala kesibukannya akan menjadi kunci bagi pemerintah dalam menggerakkan masyarakat bertransisi ke ekosistem EV. Terlebih pemerintah telah menyatakan pihaknya akan melanjutkan insentif pembelian kendaraan listrik di tahun depan.
“Pada akhirnya seluruh ekosistem EV ini adalah salah satu cara kita dalam menekan emisi karbon dengan memperkuat ekosistem bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia,” katanya.
“Maka dari itu, PLN bergerak cepat memenuhi kebutuhan ekosistem EV di Jakarta yang sangat dinamis. Dapat dikatakan PLN UID Jakarta Raya telah menjadi salah satu motor penggerak utama transisi energi bersih nasional yang kini terjadi secara cepat di Jakarta,” pungkas Lasiran.(s)
Ekonomi
Jaga Suplai Energi, Pertamina Dukung Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
Jakarta, Hariansentana.com – PT Pertamina (Persero) turut mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebagai salah satu program unggulan 100 Hari Pemerintahan Prabowo – Gibran. Pertamina, badan usaha milik negara yang bergerak di bidang energi berkomitmen dalam penyediaan energi, seperti BBM, LPG dan jaringan gas, untuk mendukung program MBG sekaligus swasembada pangan di Indonesia.
Hal itu ditunjukkan saat Pertamina hadir pada Peninjauan Pelaksanaan Program MBG ke beberapa lokasi. Salah satunya ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Dapur Makan Gratis Curug dan SDN Curug Kulon IV, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (22/1). Kegiatan itu dihadiri Wakil Menteri (Wamen III) Kementerian BUMN RI, Aminuddin Ma’ruf, Deputi Bidang Koordinasi Informasi dan Evaluasi Komunikasi Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Fritz Edward Siregar, Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Adita Irawati, serta Komisaris Independen Pertamina Condro Kirono, Komisaris Independen Pertamina Raden Adjeng Sondaryani, dan Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina M. Erry Sugiharto.
Wamen BUMN Aminuddin Ma’ruf menyampaikan apresiasi atas partisipasi Pertamina di Program MBG dan rasa bangga bisa berinteraksi langsung dengan para murid yang menjadi penerima program tersebut.
“Sesuai arahan Menteri BUMN bahwa kami harus memastikan partisipasi aktif BUMN di program MBG, maka kami mengecek langsung pelaksanaan hingga ke dapur makan gratis. Saya harapkan hal tersebut bisa dipelajari BUMN yang terlibat,” ujar Wamen Aminuddin di sela kunjungan tersebut.
“Nantinya, setiap BUMN akan mempunyai wilayah tugas masing-masing sebagai pilot project, dengan tugas yang berbeda satu dengan lainnya. Untuk Pertamina misalnya, memastikan bahwa suplai bahan bakar gas atau LPG untuk memasak tetap aman dan tersedia,” sambungnya.
Sementara Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina Group telah melakukan berbagai sinergi hingga kerjasama dalam penyediaan energi untuk kebutuhan proses memasak makanan bergizi. Salah satunya, kerjasama antara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai subholding gas Pertamina dengan Badan Gizi Nasional.
Menurutnya, PGN akan menyiapkan infrastruktur jaringan gas di perkotaan untuk sumber energi satuan pelayanan gizi, guna memfasilitasi proses memasak tersebut.
“Program MBG ini akan memberi nutrisi yang baik bagi para siswa, sehingga akan membentuk generasi muda yang sehat dan produktif, sekaligus meningkatkan pola makan sehat di masyarakat. Ini menjadi semangat bagi Pertamina untuk mendukung program MBG dan memastikan ketersediaan energi di seluruh Indonesia,” jelas Fadjar.
Menurutnya, program MBG merupakan inisiatif pemerintah bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya.
“Makanan yang disediakan mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi. Diharapkan hal ini dapat membantu menciptakan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak,” ujarnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.(s)
Ekonomi
Perkuat Pasokan Gas Untuk Sulawesi Maluku, PLN EPI Bentuk Joint Venture dengan Tiga Mitra Strategis
Jakarta, Hariansentana.com – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) semakin mempertegas komitmennya dalam mendukung transisi energi di Indonesia dengan membentuk Joint Venture menggandeng tiga mitra strategis untuk mengembangkan infrastruktur LNG. Langkah ini ditandai dengan penandatanganan Shareholders’ Agreement (SHA) antara PLN EPI dan Konsorsium PT AGP Indonesia Utama, PT Suasa Benua Sukses, serta PT KPM Oil & Gas untuk membentuk Special Purpose Company dalam proyek gasifikasi pembangkit listrik Klaster Sulawesi Maluku di Jakarta (31/12).
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan proyek ini dirancang untuk menggantikan penggunaan BBM menjadi LNG untuk menjawab kebutuhan energi di sektor kelistrikan di Sulawesi dan Maluku yang selama ini sebagian bergantung pada BBM.
“Proyek ini bukan sekadar membangun infrastruktur LNG, melainkan langkah strategis untuk memperkuat peran gas sebagai energi transisi yang andal, berkelanjutan dan bersumber pada domestik. Dengan sinergi antara PLN EPI dan mitra strategis, kami optimis dapat mendukung percepatan transisi energi sekaligus mendukung ketahanan energi terutama di wilayah Sulawesi dan Maluku,” ujar Iwan Agung.
Lebih lanjut ia mengatakan, gas tidak hanya menjadi solusi jangka pendek untuk menggantikan bahan bakar minyak dengan emisi yang lebih tinggi, tetapi juga menjadi pendukung utama energi terbarukan.
“Dengan proyek ini, kami tidak hanya meningkatkan keandalan sistem energi, tetapi juga mempercepat pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060,” tambah Iwan Agung.
Pengembangan infrastruktur LNG di Sulawesi Maluku tahap satu akan mencakup 10 PLTG/PLTMG tersebar di 6 lokasi (Pomala, Bau Bau, Kendari, Gorontalo, Ternate dan Ambon) dengan kapasitas keseluruhan 660 MW. Ini adalah proyek luar biasa yang mendorong transformasi energi di negara kepulauan Indonesia, dan Konsorsium sangat bangga menjadi mitra pilihan PLN EPI.
“Penandatanganan Shareholders’ Agreement (SHA) dan pembentukan Special Purpose Company (SPC) menunjukkan komitmen yang kuat untuk merealisasikan proyek gasifikasi klaster LNG Sulawesi Maluku, yang bertujuan mendukung penyediaan energi bersih bagi pembangkit listrik PLN,” ujar Karthik Sathyamoorthy, Presiden Komisaris PT AGP Indonesia Utama sebagai pemimpin dari mitra konsorsium.
“Sebagai investor asing, kami mengapresiasi inisiatif Pemerintah Indonesia yang memperhatikan proyek ini sebagai prioritas utama untuk mempercepat berbagai proses perizinan,” tambah Karthik.(s)
Ekonomi
Gebrakan 100 Hari, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan Nasional sebagai Fondasi Mengejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Jakarta, Hariansentana.com – Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tancap gas mempersiapkan pembangunan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi nasional 8%. Tidak tanggung-tanggung, dalam 100 hari masa pemerintahannya, diresmikan 37 proyek ketenagalistrikan terdiri dari pembangkit, transmisi, dan gardu induk di 18 provinsi, pada Senin (20/01) di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Langkah inipun tercatat sebagai peresmian proyek ketenagalistrikan terbesar di dunia.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya penguatan sektor ketenagalistrikan sebagai bagian dari swasembada energi demi kesejahteraan rakyat. Pembangkit-pembangkit baru berkapasitas total 3.222,75 MW dan telah beroperasi ini menjadi sumber pasokan kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan industri dan melistriki kawasan pembangunan baru, termasuk wilayah-wilayah terpencil.
“Kita ingin menjadi negara modern, negara maju. Kita ingin meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kita ingin menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Untuk itu kita butuh untuk menjadi negara industri,” ungkap Prabowo.
Prabowo juga menyampaikan pentingnya pemanfaatan potensi EBT guna memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Dia yakin bahwa ketersediaan pasokan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau membuat industri akan semakin tumbuh subur dan investasi akan mengalir ke Indonesia.
“Bangsa kita harus melakukan transformasi ke arah hilirisasi, ke arah industrialisasi secara besar-besaran. Kita akan mulai puluhan proyek-proyek besar tahun ini juga dengan kekuatan bangsa Indonesia sendiri,” jelasnya.
Prabowo menambahkan, Indonesia harus menjadi negara yang bisa mengolah sumber daya alam kita menjadi barang jadi, menjadi barang industri. Untuk itu, energi sangat vital.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia memulai puluhan proyek-proyek besar tahun ini juga dengan kekuatan bangsa Indonesia sendiri. Presiden Prabowo optimistis target 8% akan tercapai melalui percepatan industrialisasi dan hilirisasi.
“Dengan kemampuan kita, kita akan menuju ke swasembada energi dalam waktu yang tidak lama,” terang Prabowo.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan secara masif adalah kunci kesiapan pertumbuhan ekonomi 8%. Peresmian proyek ketenagalistrikan ini menjadi langkah nyata Pemerintah untuk mencapai target tersebut.
“Dari 37 proyek tersebut, nilai investasinya Rp72 triliun. (Ini) dalam rangka menerjemahkan kebijakan Bapak Presiden untuk kita menyiapkan infrastruktur listrik, mencapai pertumbuhan ekonomi kita di sekitar 8%,” ujar Bahlil.
Selain itu, guna mencapai target 8%, Kementerian ESDM telah menyiapkan rancangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) ke depan. Bahlil juga mengatakan pentingnya membangun transmisi untuk menyalurkan listrik dari pembangkit-pembangkit EBT ke pusat-pusat demand. Ini dilakukan supaya konsumsi listrik per kapita melompat menjadi 6.000 sampai 6.400 kWh per kapita per tahun.
“Kita memang punya kekayaan sumber daya alam untuk pembangkit listrik tenaga matahari, air, angin, maupun yang lain-lain. Tapi problem kita sekarang adalah jaringan yang dulu dipasang tidak didesain untuk menjemput tempat-tempat di mana kita membangun pembangkit EBT. Karena itu kita mendorong untuk membangun jaringan ke depan, kurang lebih sekitar 8.000 kilometer,” imbuhnya.
Keberadaan 37 proyek ketenagalistrikan yang baru diresmikan ini juga akan meningkatkan keandalan dan kecukupan daya listrik saat ini serta mengurangi konsumsi BBM secara signifikan.
Beberapa pembangkit seperti PLTA Jatigede 110 Megawatt (MW), PLTA Asahan 3 174 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN 50 Megawatt Alternating Current (MWac) akan menjadi tulang punggung kelistrikan di wilayah masing-masing. Hal ini tentunya akan mendorong peningkatan investasi, pembukaan lapangan kerja baru, dan tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat.
Sementara, 11 proyek transmisi dan gardu induk yang telah beroperasi akan langsung memperkuat keandalan pasokan listrik dan mendukung percepatan industrialisasi dan hilirisasi. Salah satunya adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) GI Kolaka – PT Antam Pomala sepanjang 36,96 kilometer sirkuit (kms) dan GI 150 kV Kolaka Ext yang menyuplai listrik ke industri pengolahan nikel.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menyatakan siap melaksanakan komitmen Pemerintah dan rencana usaha di sektor ketenagalistrikan yang disusun oleh Kementerian ESDM.
“Kami di PLN terus membangun kapasitas SDM yang semakin mumpuni, organisasi yang semakin lincah, serta kolaborasi yang semakin luas dengan berbagai negara dan perusahaan nasional maupun multinasional. Sehingga PLN sebagai pengelola sektor kelistrikan nasional menjadi semakin kuat, keuangannya kian sehat, dan geraknya makin trengginas,” pungkas Darmawan.
Tiga puluh tujuh proyek strategis ketenagalistrikan yang diresmikan oleh Presiden RI kali ini meliputi 26 pembangkit listrik dengan total kapasitas 3.222,75 MW dan 11 jaringan transmisi dan gardu induk sepanjang 739,71 kms dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA).(s)
-
Ibukota3 days ago
Lurah Pademangan Timur Apresiasi Antusias Warga Menyukseskan Pemilihan Rw.
-
Polhukam6 days ago
Akui INI Versi Irfan Ardiansyah, Dirjen AHU Siap Digugat
-
Polhukam6 days ago
Anggota Komisi III DPR Desak Kejagung Panggil Pihak Sugar Group,
Terkait Kasus Mafia Hukum Zarof Ricar -
Ibukota7 days ago
Bangli di Kolong Tol Lodan, Ancol Ditertibkan