Connect with us

Opini

Memaknai HUT Kemerdekaan RI di Tengah Pandemi Covid-19

Published

on

(bagian kedua)
Bung Karno sudah mengamanatkan agar kita jangan lupa sejarah. Sejarah bangsa ini setelah 75 tahun Indonesia merdeka, mengesankan sering terulang kembali, ketika kita hendak menemukan sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan UUD 1945. Perhatikan perjalanan bangsa ini pada era Orde Lama, Orde Baru dan kemudian pada era Reformasi. Muncul kesan inkonsistensi, meskipun juga ada kemajuan.

Kemajuan yang signifikan adalah dalam bidang ideologi, dimana kita semua sudah sepakat bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah final. Demikian juga kita sudah sepakat bahwa NKRI adalah final. Sementara dalam kebhinekaan, kita masih harus lebih menumbuhkan ketunggalikaannya agar kondisi bangsa yang plural ini tidak menimbulkan eksklusivisme, apalagi radikalisme dan intoleransi berbau SARA. Adapun dalam sistem politik, ekonomi dan ketatanegaraan lainnya kita masih terus mencari bentuk.

Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter (nilai-nilai percaya diri, tanggung jawab, cinta tanah air, hingga berpikir kritis analitis dan disiplin), idealnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan, disesuaikan dengan kebutuhan dan juga kondisi lokal pada masing-masing daerah maupun satuan pendidikan.

Pendidikan karakter harus disesuaikan dengan kebutuhan generasi milenial saat ini.  Programnya harus melalui metode yang menyenangkan agar generasi penerus bangsa ini dapat betul-betul didorong untuk memiliki karakter yang diharapkan bagi pembangunan bangsa. Pembangunan karakter merupakan investasi strategis bagi eksistensi dan kemajuan bangsa.

Syukuri kemerdekaan ini dengan hidup damai, itulah wujud rasa terima kasih kita kepada pejuang kemerdekaan negeri ini. Kita harus menjaga apa yang sudah ada, apa yang sudah diperjuangkan, dan apa yang sudah diajarkan oleh pendahulu-pendahulu kita. Kita bisa menikmati apa yang ada sekarang karena  para pendahulu kita saling asah dan saling asuh.  Mereka adalah orang-orang  yang sudah mengajarkan kita untuk menebar sikap belas kasih kepada siapapun tanpa memandang apapun, tidak bersekat-sekat.

Seperti juga telah dicontohkan langsung Sang Maha Rahim. Dia selalu membagi cahaya matahari kepada siapa saja, kepada setiap mahluk di bumi, bahkan kepada manusia yang sama sekali tidak percaya kepadaNya.
Pendidikan karakter harus bermuara pada peningkatan toleransi. Toleransi harus dirasakan dan dipraktekkan. Program pembauran generasi muda dari berbagai latar belakang keragaman sangat penting untuk tujuan menanamkan toleransi, pendidikan ke-Indonesiaan, supaya mereka dapat mengalami sekaligus merasakan toleransi.

Toleransi tidak bisa hanya diajarkan, tetapi harus turut dialami dan dirasakan. Pengenalan soal nilai kebhinekaan selalu relevan bagi generasi muda Indonesia, terlebih karena tindakan intoleran saat ini kerap terjadi. Dengan mengalami sendiri, toleransi akan lebih berarti. Diperlukan gerakan pengarusutamaan keberagaman dan gerakan demokrasi inklusif.  Jangan dibiarkan perasaan seumat, sedaerah, lebih kuat daripada perasaan sebangsa.

Gerakan pengarusutamaan keberagaman yang berbasis pada keluarga merupakan salah satu bentuk pembangunan ketahanan bangsa. Keluarga menjadi kunci ketahanan berbangsa.  Didalam keluarga, sejak dini anak harus diberikan pemahaman tentang nilai. Nilai-nilai kebangsaan jika sudah ditanamkan,  harus diupayakan agar anak mau secara sukarela mendengarkan dan memahaminya. Keluarga pula yang membangun kepribadian masyarakat. Dengan demikian sudah seharusnya peran keluarga menjadi sangat menentukan kualitas sumber daya manusia bangsa.

Persoalan berbangsa saat ini berhubungan dengan psikologi serta perilaku  yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Upaya pelemahan bangsa ini bukanlah usaha baru dari pihak luar. Hanya dengan adanya perkembangan teknologi yang makin cepat, bentuk upaya-upaya pelemahan tersebut juga turut berevolusi.  Diperlukan pemahaman yang utuh terhadap bentuk pelemahan bangsa seperti proxy war. Masyarakat dan pemuda mesti mewaspadai masuknya ancaman tersebut. Apalagi dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, potensi tersebut senantiasa ada.  Adalah suatu keniscayaan  untuk membangun semangat kebangsaan inklusif berbasis kecerdasan multikultural dalam bingkai kebhinekaan Indonesia.

Semangat merawat kebhinekaan dan menghargai perbedaan di bangsa ini sebagai salah satu wujud demokrasi kita, harus tetap dipelihara dengan berbagai upaya dan cara sebagai syarat mutlak bagi eksistensi NKRI. Harus dibangun  infrastruktur nilai untuk membumikan pluralisme. Harmonisasi perbedaan harus dibangun di atas  individu yang memiliki kualitas pribadi dengan kekuatan kecerdasan multikultural yang tinggi. Setiap elemen itu punya keharmonisasian, dan perlu diikat dengan relasi komunikasi.

Manusia Indonesia harus dibangun dan  dilengkapi tidak saja dengan Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional tetapi juga dengan Kecerdasan Multikultural.  Kecerdasan multikultural diperlukan untuk memadukan berbagai potensi anak bangsa sebagai sebuah kekuatan bersama dalam membangun bangsa dan negara ini (bersambung).

Oleh: Dr.Ir. Ishak Tan, M.Si
Dosen Universitas Winaya Mukti; Mantan Sekjen Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opini

Mengapa Amandemen UUD 1945 Berkaitan Dengan Kemunduran Ekonomi

Published

on

By

BANYAK yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia pada era reformasi lebih bagus dibandingkan dengan jaman UUD 1945 Asli. Ya itu bisa saja benar, tapi itu adalah pandangan yang sangat awam, tidak perlu pembuktian akademis, atau pandangan asal dibunyikan saja untuk menanggapi debat di WA group.

Mumpung Prabowo sedang di China, saya ingin memberi contoh atau perbandingan ekonomi Indoneaia dan China. Ini hendak membuktikan bahwa sistem negara dan pemerintahan itu berkaitan erat dengan ekonomi, pertumbuhan dan kecepatan kemajuan material ekonomi sebuah negara.

Pada tahun 1997 sebelum Indonesia melakukan reformasi, GDP perkapita Indonesia adalah 1054,35 USD. Berapa GDP perkapita China pada saat itu? Sebesar 780,74 USD, jauh tertinggal dibandingkan Indonesia. Anehnya elite Indoneaia tidak sabar, tepropokasi oleh pihak luar, lalu dengan sembarangan melakukan amandemen UUD 1945. Secara mendasar dan keseluruhan isi daripada UUD kemerdekaan 1945 berubah.

Apa sebetulnya inti daripada amandemen UUD 1945 tersebut? Yakni transfer of power atau transfer kekuasaan dari tangan negara kepada tangan oligarki swasta. Ini diawali dengan transfer uang melalui KLBI dan BLBI seluruhnya senilai 639,13 triliun atau 6 kali APBN Indonesia waktu itu. Selanjutnya dilanjutkan dengan transfer otoritas moneter dan fiskal kepada oligarki swasta melalui perubahan seluruh UU di bidang ekonomi, moneter dan sumber daya alam.

Maka apa yang terjadi kemudian? Ekonomi Indonesia menuju kemunduran, secara terstruktur, sistematis dan masif dilemahkan. Oleh siapa? Oleh sistemnya sendiri yang didesain secara utuh oleh pihak luar, oleh pihak asing melalui berbagai utang, bantuan, untuk mengubah semua UUD dan UU. Sementara China tetap seperti dulu hanya modifikasi sistem, tidak meninggalkan fondasinya. Kekuasan negara dan pemerintahannya utuh, tidak didikte asing.

Hasilnya bagaimana? Kita bisa lihat sekarang. Tahun 2023 GDP perkapita China mencapai 12.614 USD, jauh meninggalkan Indonesia yang hanya memiliki GDP perkapita senilai 4
940 USD. GDP perkapita Indoneia hanya sepertiga dari apa yang diraih China dalam waktu 25 tahun. Itulah yang dihasilkan oleh transfer kekuasaan oleh Indonesia ke tangan oligarki swasta dan asing yang sekarang mengendalikan negara Indonesia.

Perjalanan ke China mudah-mudahan menjadi pelajaran penting bagi Presiden Prabowo untuk belajar apa yang dia lihat dan apa yang dia saksikan tentang dampak pemindahan kekuasaan Indonesia kepada oligarki keuangan swasta yang bekerja sama dengan rezim internasional, telah membuat Indonesia kehilangan kesempatan untuk mencapai kemajuan sebagaimana yang dicapai oleh kawan kita China.

Jangan minta uang ke China, tapi kembalikan kekuasaan yang direnggut oligarki swasta dan asing di negara kita sendiri. Kalau sudah terlanjur? Balikin ya..

Oleh: Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi, Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)

Continue Reading

Opini

BRICS!! Siapa Pemegang Amanah, Indonesia atau Petro Dollar?

Published

on

By

KTT BRICS 2024 yang berlangsung pada tanggal 22-24 Oktober di Kazan, Rusia. Negara-negara BRICS akan membuat terobosan baru yakni penciptaan mata uang yang kemungkinan akan “didukung emas”, sebagai alternatif terhadap dolar AS. Ini dipandang sebagai usaha kemandirian oleh negara anggota BRICS. Karena uang merupakan faktor kunci dominasi AS terhadap seluruh Dunia. Namun Rusia dan China telah berhadapan dengan AS dalam perang ekonomi.

Kita ketahui sistem saat ini didominasi oleh dolar AS, yang menyumbang sekitar 90 persen dari seluruh perdagangan mata uang. Sampai saat ini, hampir 100 persen perdagangan minyak dilakukan dalam dolar AS; namun, pada tahun 2023, seperlima perdagangan minyak dilaporkan dilakukan menggunakan mata uang non-dolar AS. Ada pergeseran, dimulai dari minyak. Kembali ke pergeseran awal dari Bretton Woods system yakni mulai dari minyak, yang melahirkan Petro Dollar. Suatu sistem uang kertas printing dengan padananan komoditas minyak.

Benarkah demikian? Benarkah China dan Rusia akan mengakhiri petro dollar? China adalah pembeli terbesar surat utang AS yang berarti mereka memiliki cadangan devisa terbesar dalam US Dollar. Russia sendiri masih memperdagangkan minyak mereka dengan dollar AS. Jadi dimana letak konflik fundamental BRICS dengan dollar AS? berdasarkan data keuangan China dan Rusia bagian dari petro dollar system, mereka mencoba bertahan dengan posisi berhadapan dengan Amerika Serikat di depan publik. Sistem petro dollar bekerja dengan cara seperti itu yakni ada persaingan, ada konflik dan pertentangan, perang jika perlu.

Namun apa yang terjadi dengan petro dollar? Sistem ini tengah sekarat. The Fed sudah tidak lagi memegang atoritas dalam memprinting uang. Selama ini uang diprint begitu saja, lalu diutangkan kepada Pemerintah AS, selanjutnya Pemerintah AS mengutangkan uang kertas tersebut ke seluruh negara di dunia. AS adalah korban terarah dari sistem ini. Nah sekarang The Fed tidak bisa lagi print uang. AS terpaksa harus menaikkan suku bunga untuk mendapatkan aliran uang dari luar membeli obligasi pemerintah AS. Utang tapi tidak lagi pada The Fed.

Lalu siapa yang akan memprinting uang bermodalkan kertas dan tinta ini? Benarkah usaha BRICS membuat mata uang bersama adalah legitimate? Uang printing yang akan dijadikan sebagai alat pertukaran perdagangan diantara anggota anggotanya? Ini memang terlihat berbeda dengan dollar namun secara substansi sama, yakni uang kertas printing yang padananannya menggunakan instrumen lama, cara lama.

Apa itu? Masih minyak dan gas ternyata. Jika Rusia yang printing maka namanya petro Rubble, Jika China yang printing namanya Petro Yuan. Bagaimana nilainya akan dibentuk? Sama dengan petro dollar, yakni propaganda krisis, perang adalah cara dari alat tukar ini akan dapat bekerja. Tanpa minyak, tanpa perang, tanpa ketidakpastian, tanpa kekhawatiran, maka uang itu tidak akan bernilai. Ini adalah uang yang sama. Uang yang dibuat sihir dan propaganda ketakutan.

Secara kasat mata China dan Rusia bagian dari petro dollar system, mereka mencoba bertahan dengan posisi berhadapan dengan Amerika Serikat di depan publik. Sistem petro dollar bekerja dengan cara seperti itu. Lalu bagaimana BRICS? Mereka hendak membuat mata uang bersama. Uang printing yang akan dijadikan sebagai alat pertukaran perdagangan diantara anggota anggotanya. Ini memang terlihat berbeda dengan dollar namun secara substansi sama, yakni uang yang padananannya menggunakan instumen lama. Padahal dengan siapa sebenarnya mereka berhadapan sekarang? Yakni dengan digitalisasi yang melahirkan cripto currency, dan dengan climate change yang melahirkan green currency. Siapa yang akan menang? Wallahualam.

Baik BRICS currency maupun US Dollar currency keduanya adalah dua sisi currency petro dollar dihidupkan dari krisis minyak, propaganda perang, krisis, unbalance, ketidakpastian, kesemuanya adalah cara dari alat tukar ini akan dapat bekerja. Tanpa minyak, tanpa perang, tanpa ketidakpastian, tanpa kekuatiran, maka uang keras itu tidak akan bernilai. Ini adalah uang yang sama. Uang yang dibuat dengan cara tertutup di ruang gelap, dibuat bernilai dengan sihir dan propaganda.

Padahal uang itu amanah, uang memegang fungsi kemanusiaan paling tinggi. Uang yang tidak berdiri di atas amanahnya akan dimusnahkan. Ingat uang tidak amanah ditengelamkan bersama pemiliknya Qorun dan tak ada yang menemukannya sampai sekarang. Amanah sendiri tetap terjaga, historis dan murni. Jelas asal usulnya dan terjaga kemurnianya. Jika ada yang keluar dari amanah maka dia akan musnah. Sirno ilang kertaling bumi.()

Oleh : Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi, Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)

Continue Reading

Opini

Capai Pertumbuhan 8 Persen, Prabowo Gibran Butuh APBN 7000 Triliun Rupiah

Published

on

By

INTERNATIONAL Monetary Fund atau IMF yang merupakan organisasi internasional yang menangani masalah kebijakan keuangan sebelumnya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan berada pada angka 5 persen dalam periode 2024-2029, dan rancangan kabinet Merah Putih memang masih mengambil posisi aman pertumbuhan 5 persen.

Namun Presiden Prabowo Subiyanto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka telah bertekad untuk mencapai pertumbuhan double digit, atau setidaknya 8 persen dalam masa pemerintahannya. Hanya saja angka itu akan sulit didapat jika kondisi yang sebenarnya dalam ekonomi indonesia terutama masalah paling puncak adalah masalah keuangan tidak terselesaikan.

Keuangan itu adalah masalah kunci yang tidak ada satu pihak pun yang kredibel membongkar masalah tersebut sampai saat ini. Apa itu? yakni jumlah uang yang dimiliki oleh negara memang sangat sedikit untuk dapat menggerakkan ekonomi. Akibatnya negara tidak memiliki kemampuan ekspansi sedikitpun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi meskipun cuma tambahan satu persen saja.

Sementara untuk mencapai pertumbuhan 8 persen dari keadaan sekarang yang hanya tumbuh 5 persen, maka diperlukan tambahan kapasitas ekonomi dua kali lipat. Kalau tidak bertambah 2 kali lipat maka pertumbuhan 8 persen itu tidak bisa menjadi mimpi, bahkan menjadi khayalan siang bolong pun tidak bisa!

Apa saja yang harus ditambah? Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi maka harus ada tambahan uang yang dipegang oleh rata rata masyarakat 2 kali lipat dari rata rata yang dipegang sekarang. Jika APBN adalah instrumen utama penggerak ekonomi maka nilai APBN harus bertambah 2 kali lipat dari nilai yang ada sekarang.

Berapa Uang Negara
Uang yang diterbitkan secara resmi oleh negara melalui otoritas penerbitan uang negara tergambar dalam jumlah uang kartal. Nilainya sangat kecil, jauh dari jumlah yang diperlukan bagi sirkulasi ekonomi secara kuat.

Menurut data terbaru yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengambil data dari Bank Indonesia (BI) jumlah uang kartal atau uang yang sebenarnya dicetak oleh negara Republik Indonesia (RI) adalah sebesar 954,4 triliun rupiah. Jumlah yang sangat kecil dibandingkan ukuran kapasitas yang dimiliki bangsa Indonesia.

Mengapa dikatakan kecil? Jumlah penduduk Indonesia seluruh nya adalah 270 juta jiwa. Jika jumlah uang yang dibuat negara dibagikan dengan jumlah penduduk Indonesia maka setiap orang hanya memegang uang 3,5 juta rupiah per tahun atau hanya 9.800 rupiah per hari. Jumlah sebesar itu hanya setengah USD atau kurang dari 2 dollar Purchasing Power Parity (PPP). Ini berarti jika diukur berdasarkan uang yang dipegang tersebut maka seluruh rakyat Indonesia itu termasuk dalam kategori kemiskinan absolut.

APBN Harus Riel
Data Kementerian Keuangan menyebutkan bahwa total belanja negara tahun 2025 mencapai sebesar Rp 3.621,3 triliun, termasuk sebesar Rp 1.541,4 triliun belanja non-K/L pada belanja pemerintah pusat. Defisit APBN 2025 ditetapkan sebesar 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 616,2 triliun.

Nilai APBN tersebut di atas bagi kebanyakan orang awam Indonesia mungkin kelihatanya sangar besar. Tapi benarkah ada uang APBN sebanyak itu? Benarkah uang itu nyata yang bisa diedarkan kepada masyarakat dan menjadi alat untuk belanja? Tentu saja uang itu tidak ada sebesar itu. Karena itu hanyalah rencana belanja yang belum tentu ada uangnya.

Jadi dengan demikian maka ada dua masalah dalam APBN Indonesia, yakni pertama jumlah uang yang dirancang senilai 3.261,3 triliun rupiah itu tidak nyata atau tidak pernah ada uang sebesar itu yang bisa berbedar ke dalam masyarakat melalui belanja publik atau melalui belanja pemerintah. Karena itu cuma angka-angka atau rencana-rencana. Kedua, jumlah yang direncanakan sebesar 3.261,3 triliun rupiah adalah rancangan pertumbuhan 5 persen. Artinya bahwa rancangan itu sendiri tidak mencukupi jika menghayalkan pertumbuhan 8 persen.

Dari Mana Uangnya?
Ada rencana utang pemerintah ditambah sebesar 616,2 triliun rupiah. Tapi sekali lagi itu kecil dan sulit didapatkan dalam keadaan sekarang. Kecuali bunga surat utang negara dinaikkan lagi. Berarti akan semakin jauh lebih tinggi di atas bunga rata-rata perbankan. Jadi Bunga SUN berada di atas bunga bank. Maka makin kurus kering ekonomi karena disedot APBN. Seharusnya APBN menjadi instrumen penggerak ekonomi, malah menjadi mesin sedot vacuum cleaner. Jadi malah kontra produktif.

Cara lain dengan menaikkan pajak juga akan kontra produktif. Mengapa? karena pertumbuhan ekonomi 8 persen akan ditopang oleh peningkatan konsumsi. Tidak masuk akal meningkatkan konsumsi dengan menaikkan pajak. Masyakat sudah berhadapan dengan bunga bank yang mencekik akibat SUN, lalu dipungutin pajak tinggi, sudah diburu, dipepet, dijepit pula. Kere.

Cara mendapatkan uang 7000-8000 triliun rupiah itu gampang gampang susah. Pemerintah hanya perlu merenungi bagaimana keadaan ini bisa terjadi, lalu membuka pikiran lebih luas dari biasanya, lalu bayangkan setelah itu presiden Prabowo punya niat baik untuk membuat nol kemiskinan, mengadakan 3 juta rumah dan membuat jutaan pekerjaan buat rakyat. Jika semua itu dilandasi oleh untuk menjalankan Amanat Penderitaan Rakyat, maka uang 7.000 sampai 8.000 triliun rupiah adalah Amanah yang akan diterima Indonesia. In syaa Allah.()

Oleh : Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi, Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)

Continue Reading
Advertisement

Trending