Connect with us

Kesehatan

IIF dan APACI Meminta Pemerintah Mengintegrasikan Vaksinasi Influenza kedalam Sistem Kesehatan Masyarakat Berkelanjutan

Published

on

Jakarta, Hariansentana.com – Indonesian Influenza Foundation (IIF) berkolaborasi dengan Asia Pacific Alliance for the Control of Influenza (APACI) menyerukan dan mengajak masyarakat untuk mengadvokasi pencegahan Influenza, serta meminta kepada Pemerintah untuk mengintegrasikan vaksinasi influenza ke dalam sistem kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.

Influenza (flu) merupakan penyebab penyakit Infeksi saluran pernapasan yang sering pada anak, terutama balita. Influenza juga penyebab utama kunjungan anak ke gawat darurat dan perawatan di rumah sakit. Influenza merupakan penyakit yang serius yang mengakibatkan ribuan perawatan rumah sakit, terutama pada balita. Rata-rata diperkirakan 20.000 balita dirawat karena komplikasi penyakit influenza, dan sebagian di antaranya meninggal.

“Dengan meningkatnya kasus flu di berbagai negara dan bukti kuat manfaat vaksinasi. enaga kesehatan berperan penting dalam mengedukasi masyarakat dan memastikan kelompok berisiko mendapatkan perlindungan yang optimal”.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Prof Cissy B Kartasadmita, M,Sc.Ph.D. SpA Respirologi (K) usai menghadiri simposium “Flu Forward: Advancing Protection, Policy, and Practice in a Post-Pandemic Worid” di DoubleTree Hilton Jakarta Sabtu (1/11/2025).

Simposium ini mengajak para pemangku kepentingan untuk menguatkan pencegahan, terutama melalui vaksinasi influenza
rutin pada kelompok berisiko, seperti, tenaga kesehatan, lansia, penyandang komorbid seperti
diabetes & penyakit jantung, ibu hamil, serta pelaku perjalanan (termasuk Haji/Umrah).

Menurutnya influenza pada anak bervariasi luas. Infeksi influenza pada anak sulit dibedakan secara klinis, dengan penyakit akibat infeksi virus lain-nya, seperti selesma, Comd-19 dan RSV, dimana kepastian penyebabnya hanya bisa didapatkan dengan pemeriksaan laboratorium.

Vaksinasi tahunan yang teratur merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah influenza musiman, disamping melakukan pencegahan non-vaksinasi.

Vaksinasi dianjurkan untuk semua usia mulai dari bayi berusia 6 bulan, hingga lansia, menggunakan vaksin yang sama. Vaksmasi infuenza sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan orang disekitar kita.

Pencegahan Influenza selain vaksinasi adalah dengan sering mencuci tangan dengan benar menghindari orang yang bergejala flu, tutup mulut dan hidung dengan tissue saat batuk dan bersin, jangan dengan telapak tangan, serta beristirahat di rumah bila sakit.,” terangnya.

Gejala Influenza.

Gejala flu dimulai dengan tiba-tiba demam, kemudian disusul dengan nyeri tenggorokan, pilek, batuk kering, sakit kepala, sakit otot dan badan, badan lemas, rasa lelah. serta pada sebagian penderita terdapat mual-mual, muntah, dengan atau tanpa diare.

Perlu diperhatikan bahwa pada penderita influenza selalu terdapat demam.

“Anak-anak pada umumnya menderita gejala influenza selama 1 minggu. tetapi mereka tetap merasakan rasa lelah dan lemas hingga 3 — 4 minggu. Meskipun penyakit umumnya ringan dan sembuh segera,” terangnya.

Pada beberapa keadaan bila terdapat faktor risiko, bisa timbul komplikasi, seperti pada lansia. penderita penyakit kronik (asma, diabetes, penyakit Jantung), Ibu hamil dan balita, Komplikasi yang terjadi dapat radang paru (pnsumonia) yang bisa sangat berat dan mengancam nyawa, hingga meninggal.

Kompikasi lain dari influenza berupa radang telinga tengah (otitis media) dan sinusitis. Penderita inffuenza bisa dirawat dirumah, tetapi jika terdapat tanda bahaya, harus dibawa ke rumah sakit, seperti bila terdapat napas cepat, sulit bernapas, bibir dan muka membiru, nyeri dada, tidak ada rasa tertarik setiap kali bernafas, sakit otot hebat sehingga tidak bisa berjalan, dehidrasi, penurunan kesadaran, kejang, demam yang tidak turun dengan obat demam, anak berusia kurang dari 12 minggu, anak yang telah membaik demam dan batuk nya namun tiba-tiba kembali dan memburuk.

Perbedaan Influenza dengan Selesma

Influenza dan selesma merupakan penyakit saluran napas yang menular namun disebabkan oleh virus yang berbeda. Influenza hanya disebabkan oleh virus influenza, sedangkan selesma dapat disebabkan oleh berbagai virus, seperti rhinovirus, parainfluenza. dan virus corona musiman. Karena gejala infiuezna dan selesma mirip. sulit dibedakan hanya dari gejalanya. Secera umum influenza lebih parah dari selesma. gejalanya lebih berat dan mendadak. Selesma umumnya lebih ringan dari influenza. Penderita selesma biasanya mengalami hidung meler atau tersumbat dibandingkan penderita Influenza, dan biasanya tidak serius, tidak mengakibatkan pneumonia infeksi sekunder bakterial. atau perawatan di rumah sakit.

Virus Influenza

Virus influenza ada 4 macam influenza A, B, C dan D. Namun yang mengakibatkan penyakit pada manusia adalah virus Influenza A, B, dan C. Influenza A dan B merupakan 2 tipe virus utama yang secara berkala menyebar pada manusia dan mengakibatkan epidemi flu musiman, sedangkan influenza C menyebabkan infeksi saluran napas ringan dan tidak menyebabkan epidemi.

Virus influenza A dan B mempunyai banyak sub-tipe. Virus influenza sering bermutasi, virus yang beredar setiap tahun berbeda-beda, sehingga jenis virus untuk vaksin setiap tahun berubah, yang menjadi penyebab mengapa vaksinasi influenza harus diberikan secara rutin setiap tahunnya.

Di negara 4 musim, musim penyakit influenza biasanya terjadi di musim dingin, sedangkan di negara tropis influenza terjadi sepanjang tahun, Dimana pada musim hujan kejadiannya lebih tinggi.

Pengobatan Influenza

Tidak ada pengobatan khusus untuk influenza. Bila sudah pasti penyebabnya virus influenza dapat diberikan obat antivirus Oseltamivir (Tamiflu). Tarniflu obat yang aman dan dapat diberikan pada anak berusia di atas 1 tahun.

Oseltamivir harus diberikan sebelum 48 jam penyakitnya berlangsung. Umumnya, apalagi bila tidak berat, dapat diberikan obat untuk mengurangi gejala saja, seperti asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi demam dan nyeri badan, obat untuk mengurangi penyumbatan hidung (dekongestan) seperti pseudoefedrine, obat batuk untuk menekan batuk kering, atau ekspektoran untuk batuk yang berdahak. Tidak diperlukan antibiotika kecuali ditemukan infeksi sekunder bakterial.

Pencegahan Influenza

Cara terbaik untuk mencegah influenza adalah dengan vaksinasi influenza secara rutin setiap tahunnya. Setiap tahun, vaksin flu baru tersedia sebelum musin flu dimulai.

Saat ini telah tersedia vaksinasi melalui Injeksi dan semprotan hidung (nasal spray). Di Indonesia, teknologi nasal spray ini belum ada. Injeksi vaksin flu diberikan secara intramuskular. Untuk bayi dan anak berusia muda disuntikan di paha, sedangkan pada anak yang sudah bisa berjalan diberikan di lengan atas.

Pada anak usia 6 bulan sampai 8 tahun pemberian primer memerlukan 2 kali penyuntikan dengan selang 1 bulan, agar terbangun proteksi yang baik. Setelah itu vaksinasi infiwenza cukup diberikan satu kali setiap tahun. Pada anak berusia 9 tahun keatas vaksinasi influenza diberikan setiap tahun secara teratur berselang 12 bulan.

Vaksinasi sangat krusial pada anak yang memiliki komorbid, misalnya anak dengan kondisi gangguan jantung dan paru kronis, anak dengan diabetes, penyakit ginjal dan hati, sistem imun lemah misal penderita HIV/AIDS, atau penggunaan steroid atau obat yang menekan sistem imun jangka panjang, dan penyakit darah seperti penyakit sickle cell.

Vaksinasi flu juga perlu diberikan pada anak yang mempunyai keluarga dengan kondisi kesehatan kronis, anak yang minum aspirin jangka panjang, dan anak dari orang tua atau pengasuh yang ber-risiko tinggi untuk mendapat komplikasi dari influenza. Untuk mencegah penularan infiuenza dapat dilakukan dengan menutup hidung dan mulut bila batuk atau bersin, melatih anak menggunakan tisu atau menutup dengan siku lengan bila batuk atau bersin, cuci tangan sebelum dan sesudah mengurus anak, membersihkan permukaan di rumah.

Keamanan Vaksin

Vaksin influenza aman, tidak menyebabkan flu, maupun reaksi simpang berat lainnya. Reaksi simpang yang mungkin muncul adalah nyeri di tempat penyuntikan, sakit kepala ringan, atau demam ringan, yang biasanya menghilang dalam waktu satu sampai dua hari saja. bahkan segera menghilang.(***)

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kesehatan

SPPG Polda Banten, Mendukung Kesehatan Anak dan Masyarakat

Published

on

By

Serang, Hariansentana.com – Dalam rangka memastikan kondisi Makan Bergizi Gratis bebas dari zat berbahaya yang akan di distribusikan kepada penerima manfaat, Tim Foodsafety dari Biddokes Polda Banten monitoring terhadap SPPG Polda Banten, bertempat di dapur SPPG Polda Banten Jl. Raya Cilegon Drangong Serang – Banten No.KM 4, Kec. Taktakan, Kota Serang, pada hari Jum’at pagi (31 Oktober 2025).

Melalui keterangannya, Jum’at (31/10), Pembina dr. Hezar Salahuddin, Sp.B Biddokes Polda Banten mengungkapkan bahwa, MBG di dapur SPPG Polda Banten dijamim aman dari kontaminasi zat-zat berbahaya, sehingga mendukung kesehatan anak dan masyarakat. Sebelumnya dilakukan Pemeriksaan mencakup uji laboratorium zat berbahaya, cemaran biologis dan kimia, serta memastikan kebersihan lingkungan produksi dan kualitas bahan baku yang digunakan.

“Tim Foodsafety Biddokes Polda Banten dalam melakukan pemeriksaan menggunakan metode Organeliptik dan Kimiawin yaitu pemeriksaan laboratorium uji kimia cepat (menggunakan KIT Food Safety), untuk mendeteksi zat berbahaya seperti Arsen, Sianida, Nitrit dan Formalin,” ujarnya.

dr. Hezar menambahkan, Tim Foodsafety Biddokes Polda Banten dalam melakukan pemeriksaan meliputi fisik dan higienis kebersihan dapur, sanitasi lingkungan, sumber air, dan kualitas bahan pangan yang digunakan. Tim Foodsafety memastikan kesehatan petugas yang terlibat dalam proses pengolahan makanan. Bahkan Tim Foodsafety melakukan Penerapan standar ketat dan Memastikan seluruh proses mulai dari pemilihan, penyimpanan, hingga pengolahan makanan mengikuti standar keamanan pangan yang telah ditetapkan.

“Tim Foodsafety dari Biddokes Polda Banten melakukan uji laboratorium kimia cepat menggunakan KIT Food Safety untuk mendeteksi zat berbahaya seperti Arsen, Sianida, Nitrit dan Formalin, hasil dari uji lab yaitu tidak terdapat zat berbahaya yang ada pada Makan Bergizi Gratis di SPPG Polda Banten dan MBG, sehingga aman untuk di distribusikan kepada penerima manfaat,” pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan: Pembina dr. Hezar Salahuddin, Sp.B Biddokes Polda Banten, Penata Agustina Hana, A.md Kep Biddokes Polda Banten, Raisa, S.Gz Ahli Gizi SPPG Polda Banten, Bripda Farida Gusta Laura, A.md Keb Biddokes Polda Banten, Bripda Muhammad Abi Farhan Biddokes Polda Banten, Unit II Subdit II Ditintelkam. (Red).

Continue Reading

Kesehatan

Jamin Mutu dan Kualitas Gizi, Operasional SPPG Polda Banten: Siap Jadi Percontohan, Dukung Generasi Emas 2045

Published

on

By

Serang, Hariansentana.com – Dalam upaya memperkuat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mendukung visi pemerintah membangun Generasi Emas 2045, SPPG Polda Banten, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang menggelar Talkshow/ Diskusi Bersama.

Mengusung Tema, “Membangun Generasi Emas dengan Terjaminnya Mutu dan Kualitas Gizi melalui Operasional SPPG Polda Banten Tahun 2025”, Kamis (30/10/2025) di Aula Rapat Dinkes Kota Serang, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten.

Hadir sejumlah narasumber berkompeten, di antaranya Nutritionis Ahli Muda Dinkes Kota Serang, Irawati, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Serang, Nurhayati, Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) yang juga sebagai Sekretaris Satgas MBG Kota Serang, Ade Rachmawati, serta Ka SPPG Polda Banten, Nurul Fadhilah, yang diwakili Ahli Gizi SPPG Polda Banten, Raisa Siti Zahra, dengan Ade Rohman bertindak sebagai moderator.

Peserta talkshow meliputi perwakilan Dindikbud Kota Serang, sekolah SD dan SMK se-Kota Serang, serta puluhan Relawan SPPG Polda Banten.

Dalam kesempatan tersebut, Ka SPPG Polri, Nurul Fadhilah yang diwakili Ahli Gizi SPPG Polda Banten, Raisa Siti Zahra, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memastikan pelaksanaan Program MBG berjalan efektif dan tepat sasaran.

“Kami ingin memastikan bahwa, setiap anak di Kota Serang mendapatkan akses terhadap makanan bergizi, sehingga tumbuh sehat, cerdas, dan produktif,” ujarnya.

Sementara itu, Nutritionis Ahli Muda Dinkes Kota Serang, Irawati, menekankan pentingnya pemenuhan gizi seimbang dalam mendukung tumbuh kembang anak.

“Program ini bukan hanya tentang memberikan makanan gratis, tapi memastikan kualitas gizinya sesuai standar kesehatan dan kebutuhan anak sekolah,” jelasnya.

Menurut Irawati, Standar Operasional SPPG Polda Banten menjadi salah satu langkah konkret dalam mendukung kebijakan Presiden RI terkait peningkatan gizi nasional.

Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi percontohan bagi daerah lain serta meningkatkan kesadaran masyarakat umum akan pentingnya gizi seimbang untuk masa depan bangsa.

Kegiatan ini menegaskan komitmen bersama antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan aparat penegak hukum dalam membangun generasi yang sehat, unggul dan berdaya saing tinggi. (Red).

Continue Reading

Kesehatan

Geron Bio dan Rumah Sakit Universitas Korea Guro Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Terapi Sel Punca untuk Penyakit Degeneratif

Published

on

Seoul, Korea Selatan , Hariansentana.com – Perusahaan bioteknologi GeronBio menandatangani perjanjian kerja sama penelitian dan pengembangan (R&D) dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Korea University Guro untuk mengembangkan obat generasi baru berbasis sel punca dari Wharton’s Jelly, jaringan khusus pada tali pusat bayi baru lahir yang memiliki potensi tinggi dalam regenerasi jaringan dan pengaturan sistem imun.

Dalam kolaborasi ini, GeronBio akan bekerja sama dengan tim riset yang dipimpin Prof. Jogeum Jun dari Korea University Guro Hospital. Kedua pihak sepakat memperluas kerja sama dari tahap penelitian dasar (basic research) hingga aplikasi klinis (clinical application).

Sel punca dari Wharton’s Jelly dikenal memiliki kemampuan diferensiasi tinggi dan sifat imunomodulator yang kuat. Teknologi ini dinilai menjanjikan untuk pengobatan berbagai penyakit degeneratif, autoimun, serta kerusakan jaringan kompleks.

“Melalui kolaborasi ini, kami ingin mempercepat komersialisasi terapi sel punca yang benar-benar bermanfaat bagi pasien,” ujar perwakilan GeronBio. “Kami percaya bahwa sinergi antara riset ilmiah dan pengalaman klinis akan mempercepat terobosan dalam bidang pengobatan regeneratif.”

GeronBio diketahui memiliki fasilitas berstandar GMP (Good Manufacturing Practice) dengan izin klinis, serta portofolio yang mencakup cell therapy, skincare, dan medical device. Pada Mei 2023, perusahaan juga mengumumkan rencana rebranding menjadi “GeronCellVane” untuk memperkuat ekspansi globalnya.

Melalui kerja sama strategis ini, GeronBio dan Korea University Guro Hospital berkomitmen menciptakan terapi sel yang efektif untuk penyakit sulit diobati. Pemanfaatan keunggulan biologis dari sel punca Wharton’s Jelly diharapkan membuka peluang aplikasi luas, termasuk modulasi imun, regenerasi jaringan, dan pemulihan saraf.

Selain itu, GeronBio tengah menyiapkan strategi penelitian jangka panjang mencakup pengembangan produk turunan Z PDRN (PolyDeoxyriboNucleotide), uji klinis bertahap, dan peta jalan menuju komersialisasi global.

Dengan langkah ini, GeronBio menegaskan komitmennya untuk menjadi pionir dalam teknologi terapi regeneratif yang tidak hanya inovatif secara ilmiah, tetapi juga berdampak nyata bagi kemanusiaan.

Tentang Geron Bio

Geron Bio adalah perusahaan bioteknologi yang berfokus pada penelitian dan pengembangan terapi regeneratif berbasis sel punca. Dengan teknologi mutakhir dan kolaborasi global, Geron Bio berkomitmen untuk menghadirkan solusi medis inovatif bagi pasien di seluruh dunia.

Continue Reading
Advertisement

Trending