Connect with us

Kesehatan

9 Dari 10 Sampel RSLKI Terkonfirmasi Varian Baru Delta B.1.617.2 (India) Sembuh

Published

on

Jakarta, Hariansentana.com –Penanggungjawab Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura Surabaya (RSLKI), Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, Sp.B., Sp. BTKV. memberikan keterangan pers terkait penanganan pasien di RSLKI khususnya klaster Bangkalan dengan varian baru Delta B.1.617.2 (India), Kamis (24/6/2021).

Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra menyampaikan, hingga Sabtu kemarin RSLKI telah mendapatkan konfirmasi mengenai 10 sampel yang diambil dari pasien klaster Bangkalan. Dari sampel tersebut didapatkan hasil 9 terkonfirmasi varian baru Delta B.1.617.2 (India) dan 1 terkonfirmasi varian lokal B.1.466.2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Covid-19 yang merebak di Bangkalan diantaranya adalah varian baru Delta (India).

“Dari 9 orang tersebut satu orang dirujuk ke Bojonegoro dan 8 orang tetap dirawat di RSLKI.  Semua pasien yang tekonfirmasi tersebut telah dirawat dengan baik. Semuanya sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang/KRS (Keluar Rumah Sakit) oleh Dokter Penanggung jawab Pasien (DPJP). Sesuai KMK mereka telah menjalani perawatan lebih dari 10 hari dan dengan swab PCR dua kali negatif mereka dinyatakan sembuh,” ucapnya.

Lebih lanjut Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra mengatakan, dua pasien bisa pulang setelah 14 hari perawatan, sisanya pulang setelah 15 dan 16 hari perawatan dan pengobatan di RSLKI. Dengan demikian semua pasien varian baru Delta (India) yang dirawat di RSLKI sudah sembuh dan pulang ke rumah masing-masing serta menjalani isolasi mandiri 3-5 hari untuk memastikan kondisinya baik, tidak ada gejala susulan yang muncul serta kondisi tubuh mengalami pemulihan.

“Selama menjalani isolasi mandiri tambahan tersebut, mereka dimonitoring oleh PKM dan Dinkes setempat serta mendapatkan dampingan dari Relawan Pendamping PPKPC-RSLKI untuk membantu mengatasi permasalahan non-medis pasca pemulangan,” tambahnya.

Dengan keberhasilan penanganan pasien varian baru di RSLKI Laksma TNI dr. Nalendra menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu takut dengan varian baru, namun demikian harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, baik dan benar. Menghadapi kondisi sekarang, perlu perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kebiasaan baru 5 M yang harus ditekankan oleh pemerintah dan dijalankan oleh seluruh warga masyarakat. “Semua lapisan masyarakat diharapkan bahu membahu mengatasi kondisi ini, tetap tenang dan tidak panik mencermati situasi yang ada. Semua hendaknya bisa mengikuti arahan dan langkah sesuai keputusan dari pemerintah,” jelasnya.

Hingga saat ini, kapasitas RSLKI sejumlah 410 bed, dan pada siang ini jumlah pasien yang dirawat 291 orang, karena hari ini ada “wisuda” penyintas atau pemulangan sejumlah 52 orang, 31 diantaranya pasien dari klaster Bangkalan. Namun jumlah pasien yang dirawat akan segera bertambah karena jumlah inden (daftar tunggu) pasien sejumlah 113 orang dan jumlahnya terus bertambah.

Laksma TNI dr. I Dewa Gede Nalendra juga menjelaskan bahwa selain sumbangan dari klaster Bangkalan, jumlah pasien yang masuk maupun inden juga banyak berasal dari umum dan keluarga yang berasal Surabaya serta beberapa dari Sidoarjo, Gresik dan kota sekitarnya. Memang menghadapi melonjaknya hunian serta penuhnya sejumlah RS di Surabaya dan Jatim akhir-akhir ini, RSLKI menjadi alternatif dalam penanganan penderita Covid-19.

“Kami selalu siap menjalankan tugas negara memberikan layanan bagi penderita Covid-19 semaksimal yang bisa diberikan. Semoga masyarakat tetap mejalankan protocol kesehatan dengan baik dan konsisten, sehingga tidak terjadi lonjakan penderita Covid-19 dan pandemic segera berakhir,” pungkas Nalendra.

Kesehatan

Dr. Joy dari RS Mandaya Mendapat Rekor MURI “Lulus S3 Kedokteran Tercepat”

Published

on

 
Jakarta, Hariansentana.com –– Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menganugerahkan gelar “Dokter yang Lulus S3 Kedokteran Tercepat” kepada dokter bedah saraf yang berpraktek di Mandaya Royal Hospital Puri, yaitu Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS (K), Subsp.N.Vas., PhD, FICS atau yang akrab disapa Dr. Joy.

Pada acara penganugerahan MURI di Mandaya Royal Hospital Puri pada Rabu (16/4), beberapa profesor dan guru besar memberikan ucapan selamat kepada Dr. Joy, seperti Prof. dr. Ahmad Faried, PhD., Sp.BS (K)., FICS selaku Ketua Program Studi Ilmu Bedah Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Prof. DR. Dr. Satyanegara, Sp.BS (K) yang merupakan guru besar ahli bedah saraf di Indonesia.

Dr. Joy lulus S3 kedokteran dari University of Helsinki, Finlandia hanya dalam waktu 18 bulan 12 hari saja. Ini memecahkan rekor MURI yang sebelumnya dipegang oleh dr. Yanuar Ardani, yang lulus S3 kedokteran dalam waktu 21 bulan 19 hari. Tercatat, University of Helsinki saat ini menempati universitas peringkat 1 di Finlandia dan 117 di dunia.

Selama menempuh pendidikan S3 kedokteran di Finlandia, Dr. Joy menekuni bidang yang mempelajari kelainan pembuluh darah otak yang disebut aneurisma otak yang dapat menyebabkan stroke hingga kematian.

Berdasarkan statistik, Finlandia adalah salah satu negara dengan kasus aneurisma otak tertinggi di dunia. Ini menjadi salah satu pertimbangan Dr. Joy untuk mengemban pendidikan aneurisma otak di negara Skandinavia tersebut.
Di universitas yang sama, beliau juga mengambil pendidikan clinical fellowship bedah mikro (microsurgery) dan bedah untuk pembuluh darah otak.

“Di Finlandia, saya mendalami penyakit aneurisma otak. Kenapa di Finlandia? Karena negara ini salah satu negara dengan penyakit aneurisma terbanyak, jadi ilmu tentang aneurisma di sana berkembang pesat,” ucap Dr. Joy.

Alasan lain mengapa Dr. Joy memilih Finlandia sebagai negara tujuannya untuk menuntut ilmu adalah keberadaan Prof. Juha Hernesniemi. Prof. Juha adalah dokter bedah saraf legendaris yang telah menangani lebih dari 16.000 operasi otak.

“Saya berjanji pada Prof. Juha bahwa saya akan belajar dengan baik di Finlandia. Jadi saya akan bawa pulang ilmu ini dan memberikannya kepada masyarakat saya di Indonesia,” lanjut Dr. Joy.

Dr. Joy mendapatkan banyak pengalaman berharga selama menuntut ilmu S3 kedokteran di Finlandia. Beliau berkesempatan untuk belajar secara langsung dari para ahli bedah saraf terkemuka dunia, serta terlibat dalam penelitian-penelitian canggih terkait aneurisma dan tumor otak.

Selain di Finlandia, Dr. Joy juga melanjutkan pendidikan neurointerventional clinical and research di bidang kateterisasi otak, atau biasa disebut tindakan DSA otak, untuk penyakit pembuluh darah otak di Seoul University Hospital, Korea Selatan.

Pencapaian Dr. Joy dalam memecahkan rekor MURI ini mendapatkan tanggapan positif dari Prof. Satyanegara dan Prof. Ahmad.

Prof. Satyanegara mengatakan bahwa RS Mandaya Puri perlu berbangga diri karena memiliki tim neurovaskular yang berprestasi.
“Dengan segala kebanggaan di rumah sakit Mandaya, memiliki tim bedah saraf khusus neurovaskular itu sangat penting sekali. Saat saya belajar bedah saraf tahun 1967, operasi aneurisma itu dianggap sebagai operasi yang paling sulit. Saat itu, saya baru dikasih kesempatan untuk menyentuh aneurisma pada semester akhir,” katanya.

“Tapi hebatnya, Dr. Joy dalam 18 bulan 12 hari sudah menyelesaikan pendidikan doktornya,” ucap Prof. Satyanegara.

Prof. Ahmad juga memberikan tanggapannya terkait pencapaian rekor MURI Dr. Joy. “Dr. Joy keluar dari zona nyamannya untuk sekolah, beliau orangnya persisten, jadi wajar kalau cepat lulus,” katanya.

“Semoga pencapaian ini tidak hanya jadi selebrasi, tapi harus jadi role model dan memberikan manfaat untuk pasien, institusinya, dan yang terpenting stay joy,” pungkasnya.

Berkat ilmu, keahlian, dan juga jam terbang tinggi, Dr. Joy dikenal sebagai salah satu dokter bedah saraf yang telah melakukan operasi tumor otak, DSA, dan penanganan aneurisma otak lebih dari 1.000 pasien selama hidupnya.
Andilnya dalam bidang aneurisma otak di Indonesia juga sangat besar, salah satunya dengan menulis buku “Memahami Aneurisma Otak” dalam dua edisi yang telah membantu banyak pasien, mahasiswa kedokteran, dan tenaga medis untuk lebih memahami kondisi medis tersebut.

Beliau juga seorang dosen tetap yang mengajar di bidang fisiologi dan bedah saraf. Sebagai salah satu dokter bedah saraf dan tumor otak terkemuka di Indonesia, Dr. Joy menjadi salah satu pelopor dan mempopulerkan tindakan Awake Brain Surgery, yaitu proses operasi bedah otak dalam kondisi pasien sadar yang berguna untuk menjaga fungsi motorik, kognitif, dan bahasa. Bahkan, pasien yang menjalani Awake Brain Surgery tidak perlu dirawat di ICU pasca operasi.

Beliau juga aktif melakukan tindakan DSA untuk atasi penyumbatan darah di otak, hingga Microsurgical Clipping & Coiling untuk tangani aneurisma otak atau penggelembungan pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan stroke dan kematian.

Dr. Joy juga bisa melakukan tindakan Endoscopic Endonasal Transphenoidal Surgery (EETS) untuk mengangkat tumor otak lewat hidung, tanpa membuka tempurung kepala.

Beberapa kondisi otak yang bisa ditangani oleh Dr. Joy di antaranya aneurisma otak, tumor/kanker otak, pecah pembuluh darah otak, perdarahan otak, meningioma, schwannoma, sampai adenoma.

Pusat Saraf Komprehensif Mandaya Royal Hospital Puri

RS Mandaya Puri memiliki pusat neurologi atau saraf komprehensif dan bisa menangani penyakit saraf langka. Di dalam pusat ini, terdapat pusat saraf otak dan aneurisma dengan teknologi terkini yang dikepalai oleh Dr. Joy, seperti Digital PET CT Scan, Radioterapi LINAC ELEKTA VERSA HD, intraoperative neuromonitoring (IONM), neuronavigation brain robotic surgery, CT Scan IQon Spectral CT, sampai MR Ingenia Ambition 10 yang meningkatkan angka keberhasilan tindakan operasi otak.

Tidak hanya teknologi yang canggih, pusat saraf Mandaya juga memiliki 13 dokter spesialis dan subspesialis yang menangani berbagai masalah gangguan saraf, seperti Alzheimer, epilepsi, Parkinson, saraf kejepit, myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barre, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), hingga spinal muscular atrophy. Bahkan, pusat saraf Mandaya telah bekerja sama dengan beberapa laboratorium dunia dalam pemeriksaan susunan DNA manusia yang disebut Whole Genome Sequencing (WGS) dan Whole Exome Sequencing (WES).

Terlebih lagi, RS Mandaya Puri memiliki terapi modifikasi darah menggunakan alat apheresis untuk menangani penyakit saraf autoimun, seperti myasthenia gravis dan sindrom Guillain-Barre.

Pada acara penganugerahan MURI ini, RS Mandaya juga menghadirkan paket pemeriksaan otak MRI dan MRA seharga Rp3,8 juta yang sudah termasuk konsultasi dengan Dr. Joy.
Mandaya Royal Hospital Puri berharap prestasi yang diraih oleh Dr. Joy sebagai putra bangsa mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk tetap berobat di dalam negeri karena standar pelayanan, teknologi, dan kedokteran di Indonesia sudah sangat mumpuni dan bahkan bisa bersaing di kancah global. (***)
 

Continue Reading

Kesehatan

DPR Dorong Kemenkes Maksimalkan Layanan Kesehatan untuk Pemudik Lebaran 2025

Published

on

Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menegaskan pentingnya kesiapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan seluruh fasilitas kesehatan dalam memberikan layanan optimal bagi pemudik.

“Mudik Lebaran merupakan momen tahunan yang melibatkan mobilitas jutaan orang, maka, kesiapan layanan kesehatan menjadi aspek krusial dalam menjamin keselamatan dan kesehatan para pemudik,” kata Netty dalam keterangan medianya, Jumat, 28 Maret 2025.

“Setiap tahun, arus mudik selalu menjadi tantangan, baik dari sisi transportasi maupun kesehatan. Kementerian Kesehatan harus bisa memastikan posko kesehatan di titik-titik strategis seperti rest area, terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan dapat beroperasi optimal. Selain itu, rumah sakit dan puskesmas harus siap menghadapi lonjakan pasien akibat kelelahan, dehidrasi, atau kondisi darurat lainnya,” ungkapnya.

Netty juga menekankan pentingnya koordinasi antara Kemenkes, BPJS Kesehatan, dan fasilitas kesehatan agar masyarakat tetap bisa mendapatkan pelayanan medis yang optimal selama perjalanan mudik.

“Kita memerlukan posko kesehatan yang beroperasi dengan tenaga medis siaga 24 jam, penyediaan layanan telemedicine bagi pemudik yang membutuhkan konsultasi medis, serta kesiapan obat dan alat kesehatan untuk menangani kasus darurat seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan kelelahan,” katanya.

Selain itu, Netty meminta pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi kendaraan umum diperketat untuk mencegah kecelakaan akibat kondisi tubuh yang tidak fit. Ia juga menekankan pentingnya edukasi bagi masyarakat mengenai pola makan sehat, istirahat cukup, serta cara menjaga kebugaran selama perjalanan mudik.

Di sisi lain, Netty juga menyoroti pentingnya pemenuhan hak tenaga kesehatan yang bertugas selama periode mudik. Ia berharap agar Kemenkes dan pemerintah daerah memastikan tenaga kesehatan mendapatkan hak mereka, seperti tunjangan hari raya (THR), insentif tambahan, serta fasilitas kerja yang memadai.

“Tenaga kesehatan adalah garda terdepan dalam memberikan layanan selama mudik. Mereka harus mendapatkan apresiasi yang layak, baik dalam bentuk insentif maupun hak lainnya. Jangan sampai pengorbanan mereka di lapangan tidak dihargai dengan baik,” tegas Netty.

Continue Reading

Kesehatan

Dorong Kesehatan Mental Generasi Muda Demi Indonesia Emas 2045

Published

on

Jakarta – Anggota Komisi IX Netty Prasetiyani Aher menyampaikan bahwa kesehatan mental generasi muda saat ini terancam karena hadirnya standar kebahagiaan dan kesuksesan ala media sosial.

“Generasi muda kita terpapar oleh standar nilai di media sosial yang seringkali tidak relevan dengan kondisi real di lapangan. Anak-anak kita banyak yang tidak sadar bahwa apa yang dipertontonkan oleh para influencer di media sosial sebagiannya hanyalah gimmick untuk menarik viewer,” kata Netty dalam dalam keterangannya, Senin (3/3).

Padahal, kata Netty, generasi muda merupakan faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Generasi Z yang saat ini berusia produktif akan menjadi pemimpin dan penggerak bangsa di masa depan. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi kebijakan, lingkungan sosial, maupun layanan kesehatan mental,” ujarnya.

Menurut Netty, berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, seperti tekanan akademik, persaingan kerja, serta pengaruh media sosial, dapat berdampak pada kesehatan mental mereka.

“Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berpengaruh pada produktivitas dan stabilitas sosial ekonomi bangsa ke depan,” terangnya.

Seminar ini menghadirkan narasumber ahli, antara lain dr. Imran Pambudi, MPHM (Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI), Dr. Irfan Aulia Syaiful, S.Psi., M.Psi., Psikolog (Praktisi Kesehatan Mental), serta Amatullah Basiimah (Deaf Learning Center Ibtisamah), yang membahas berbagai strategi dalam menjaga kesehatan mental generasi muda.

Imran Pambudi menyampaikan hasil penelitian I-NAMHS tentang kesehatan mental generasi muda dimana 34,90% remaja berusia 10 -17 tahun mengalami gangguan jiwa, bahkan 1,40% -nya sampai pada tingkat memiliki pemikiran utk bunuh diri. Sayangnya, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa hanya 2,6% yang mengakses layanan konseling di yankes.

Oleh karena itu, Irfan Aulia sebagai praktisi kesehatan mental meminta generasi muda agar jangan menjadikan konten media sosial sebagai ukuran dalam menilai diri sendiri. “Jika ada tanda-tanda yang mengganggu aktivitas rutin seperti: tidak nafsu makan, sulit bangun tidur padahal tidak begadang, dan lain-lain, jangan konsultasi lewat tiktok atau instagram untuk melabeli diri bipolar atau depresi.
Anda harus datang ke professional untuk mendapatkan diagnosis yang benar,” katanya.

Sementara Amatullah Basiimah sebagai narasumber yang juga penyandang disabilitas (tuna rungu), memaparkan bahwa kesehatan mental disabilitas tergantung pada kemampuannya menerima kondisi diri sendiri dan adanya dukungan keluarga. “Kesehatan mentalnya akan optimal jika memiliki keluarga yang memahami, menerima, mendukung dan mempercayainya dengan penuh cinta sehingga ia mampu menjadi subyek dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya

Oleh karena itu, sebagai anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan, Netty menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada kesehatan mental generasi muda.

“Kita perlu menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak muda agar mereka bisa berkembang dan berkontribusi maksimal bagi bangsa. Salah satunya adalah dengan memperkuat ketahanan keluarga,” ungkap Netty.

“Keluarga harus menjadi tempat seseorang sehat dan bahagia, bukan justru menjadi salah satu penyebab gangguan kesehatan jiwa. Dukungan keluarga amat diperlukan untuk terus membuka akses bagi anak dan remaja yang mengalami masalah gangguan mental agar mendapatkan solusi,” tutupnya.

Continue Reading
Advertisement

Trending